BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Mikroorganisme
merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Untuk menelaah
mikroorganisme di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan mereka.
Mikroorganisme dapat berkembangbiak dengan alami atau dengan bantuan manusia.
Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang
disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslah di engerti jenis-jenis
nutrient yang disyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkngan fisik yang
menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya (Galung, 2009).
Mikroorganisme
dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium.
Medium yang digunkan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme
tersebut harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme
yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang
sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon
organic seperti gula. Sedangkan mikroorganisme lainnya emerlukan suatu medium
yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan
kompleks lainnya (Galung, 2009).
Media
adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang
berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat
dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan
perhitungan sejumlah mikroba. Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu
media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat yaitu adanya energy,
sumber karbon, sumber nitrogen, air, vitamin dan elemen (Balya, 2011).
Media
yang dibutuhkaan bagi pertumbuhan mikroba terdiri dari beberapa komponen bahan
kimia, sehingga dalam pembuatannya harus memenuhi beberapa kaedah umum kimia.
Berdasarkan susunan media dapat berbentuk media alami, media sintetis dan semi
sintetis. Media alami adalam media yang disusun oleh bahan-bahan yang alami
seperti kentang, nasi, telur dan daging. Media sintesis adalah media yang
disusun oleh bahan kimia seperti Ezapek Dox Agar dan Nitrogen free manitol
broth. Media semisintetis adalam media yang tersusun oleh campuran bahan alami
dan bahan sintetis seperti NA dan PDA.
Berdasarkan
hal diatas bahwa untuk menelaah mikroorganisme dilaboratorium haus dapat
menumbuhkannya. Mikroorgnisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada sutu
substrat yang disebut medium. Oleh karena itu pada praktikum kali ini dibuat
medium dasa untuk bakteri yaitu NA (Nutrient Agar) dan medium dasar untuk jamur
yaitu PDA (Potato Dextrose Agar).
1.2 Tujuan
Praktikum
1. Mengetahui
faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media
2. Mengetahui
pengertia NA dan PDA
3. Mengetahui
cara pembuatan medium dan funggsi medium terutama medium semi alamiah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme
merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Setiap sel tunggal
mikroorganisme memiliiki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan
anatar lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energy dan bereproduksi
dengan sendirinya (Yusuf, 2009).
Kemampuan
mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu hal yang penting
untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroba sangat penting dalam mengendalikan mikroba. Berikut ini
faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba:
1. Suplai
Nutrisi
Mikroba
sam dengan mahluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber
energy dan pertumbuhan selnya. Unsure-unsur dasar tersebut adalah karbon,
nitrogen, hydrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam
lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi
pertumbuhan mikroba hingga pada akihrnya dapat menyebabkan kematian. Kondisi
tidak bersih dan higenis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber
nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat berkembang dilingkungan
seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih
dan higenis adalah untuk meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar
pertumbuhannya terkendali (Rachdie, 2006).
2. Suhu/
temperature
Suhu
merupakan salah satu factor penting didalam mempengaruhi dan pertumbuhan
mikroorganisme. Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua cara yang berlawanan:
a.
Apabila suhu naik, maka kecepatan
metabolism naik dan pertumbuhan dipercepat. Sebaliknya apabila suhu turun, maka
kecepatan metabolism akan menurun dan pertumbuhan diperlambat.
b.
Apabila suhu naik dan turun secara
drastic, tingkat pertumbuhan akan terhenti, komponen sel menajdi tidak aktif
dan rusak, sehingga sel-sel menjadi mati. Berdasarkan hal diatas, maka suhu
yang berkalitan dengan pertumbuhan mikroorganisme digoongkan menjadi tiga,
yaitu:
-
Suhu minimum yaitu suhu yang apabila
berada dibawah maka pertumbuhan terhenti.
-
Suhu optimum yaitu suhu dimana
pertumbuhan berlangsung paling cepat dan optimum (disebut juga suhu inkubasi).
-
Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila
berada diatas maka pertumbuhan tidak terjadi.
Sehubungan
dengan penggolongan suhu diatas, maka mikroba digolongkan menjadi 5 bagian
yaitu:
Kelompok
|
Suhu Minimum
|
Suhu Optimum
|
Suhu Maksimum
|
Psikrofit
Psikrotrof
Mesofil
Thermofil
Termotrof
|
-15 oC
-1 oC
5 - 10 oC
40 oC
15 oC
|
10 oC
25 oC
30 - 37 oC
45 - 55 oC
42 - 46 oC
|
20 oC
35 oC
40 oC
60 - 80 oC
50 oC
|
Berdasarkan
ketahanan panas mikroba dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
-
Peka terhadap panas, apabila semua sel
rusak jika dipanaskan pada suhu 60oC selama 10 – 20 menit.
-
Tahan terhadap panas, apabila
dibutuhkan sehu 100 oC selama 10 menit untuk mematikan sel.
-
Termodurik, dimana dibuthkan suhu lebih
60 oC selama 10 – 20 menit tapi kurang dari 100 oC selam
10 menit untuk mematikan sel.
c.
Kesaman atau kebasaan pH. Setiap
organisme memiliki kisaran pH masing-masing dan memiliki pH optimum yang
berbeda-beda. Kebanykan mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran pH 8 dan nilai
pH diluar kisaran 2 sampai 10 biasanya bersifat merusak.
d.
Ketersediaan oksigen. Mikroorganisme
memiliki karakteristik sendiri-sendiri didalam kebtuhan akan oksogen.
Mikroorganisme dalam hal ini diglongkan menjadi:
-
Aerobik: hanya dapat tumbuh apabla ada
oksigen bebas
-
Anaerob: hanya dapat tumbuh apabila
tidak ada oksigen bebas
-
Anaerob fakultatif: dapat tumbuh bik
dengan atau tanpa oksigen bebas
-
Mikroscrofilik: dapat tumbuh apabila
ada oksigen dalam jumlah kecil (Rachdie, 2006).
Media pertumbuhan
mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan
(nutrisi) yang diperlukan mikrorganisme untuk pertumbuhannya. Ikroorganisme
memanfaatkan nutri media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk
menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolate
mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya (Nursiam, 2011).
Mikroorganisme dapat
ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium
yang dilakukan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut
harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang
bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada mediaum yang sangat
sederana yang hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organic
seperti gula. Sedangkan mikroorganisme lainnya emerlukan suatu medium yang
sangat kompleks lainnya (Perclzar, 2006).
Akan tetapi yang
terpenting medium harus mengandung nutrient yang erupakan substansi dengan
berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrient ini adalah degradasi
dari nutrient dengan molekul yang kompleks. Nutien dalam medium harus memenuhi
kebutuhan dasar mahluk hidup yang meliputi air, karbon, energy, mineral dan
foktor tumbuh (Galung, 2009).
Untuk menelaah bakteri
didalam laboratorium, pertama-tama kita harus dapat menumbuhkan bakteri
tersebut didalam suatu biakan murni. Untuk melakukannya haruslah dimengerti
jenis – jenis nutrien yang disyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan
fisik yang mana dapat kondisi yang optimum bagi pertumbuhan tersebut. Adapun
macam-macam media pertumbuhan anatar lain:
1. Medium
bersarkan sifat fisik
a.
Medium padat yaitu media yang
mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat.
b.
Medium setengah padat yaitu media yang mengandung
agar 0,3 – 0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu
cair. Media semi solit dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat
menyebar keseluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempuran jika
tergoyang. Misalnya baktei yang tumbuh pada edia NB (Nitrogen free Bromthymol
Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan dibawah permukaan mediajika
media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga
bertujuan untuk mencegah/ menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate
Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolism nitrat
tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media.
c.
Medium cair yaitu media yang tidak
mengandung agar, contohnya adalahNB (Nutrient Broth), LB (lactose Broth).
2. Medium
Berdasarkan Komposisi
a.
Medium sintesis yaitu medium yang
komposisi zat kimia diketahui jenis dan takarannya secara pasti. Misalnya
Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
b.
Medium semisintesis yaitu media yang
sebagian komposisinya diketahui secara pasti misalnya PDA (Potato Dextrose
Agar) yang mengandunga agr dekstrosa dan ekstrak kentang.
c.
Medium nonsintesis yaitu media yang
dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya
langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart
Infusion Agar, Pancreatic Ekstrak.
3. Medium
Berdasarkan Tujuan
a.
Media untuk isolasi, media ini
mengandung senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nitrient Broth,
Blood Agar.
b.
Media selektif/ penghambat, media yang
selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media
tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan
mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani mediaum yang ditambah
Amphisilin untuk erangsang E.coli resisten antibiotic dan mengahmbat komtaminan
yang peka amphisillin.
c.
Media diperkaya (enrichment), merupakan
media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah
komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga
bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media
ini tidak hanya menumbuhkan nutrisi sederhana untuk berkembangbiak tetapi
membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar.
d.
Medium untu peremajaan kultur, media
umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur.
e.
Media untuk menentukan kebutuhan
nutrisi spesifik, media ini digunakan untuk mendiagnosis atau menganalisis
metabolism suatu mikroba. Contohnya adalah Koser’s Citrate medium yang
digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagi sumber karbon.
f.
Media untuk karakteristik bakteri,
media yang digunakan untuk mengetahui keamampuan spesifik suatu mikroba.
Kadang-kadang indicator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia.
Contohnya: Nitrate Broth,Laactose Broth, Arginine Agar.
g.
Media diferensial, media ini bertujuan
untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasarkan karakter spesifik
yang ditujuakan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan
perubahan warban media disekeliling koloni (Galung, 2009).
Pertumbuhan dapat
didefinisikan sebagi pertumbuhan secar teratur semua komponen didalam sel
hidup. Pada organisme multiseluluer, pertumbuhan adalah peningkatan jumlah sel
perorganisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar. Pada organism
uniseluler yang disebut pertumbuhan adalah ertambahan jumlah sel yang berarti juga
pertambahan jumlah organisme.
Dalam pertumbuhannya
mikroorganisme membutuhkan nutrisi dan factor lingkungan untuk kelangsungan
hidupnya. Mikroorganisme memerlukan komponen-komponen tertentu untuk
pertumbuhannya, yaitu:
1. Energy,
mikroorganisme dapat dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan kebutuhan
energinya, yaitu mikroorganisme fototrof dan kemotrof. Mikroorganisme fototrof
menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energinya, sedangkan mikroorganisme
kemotrof sumber energy berasal dari oksidasi senyawa organic seperti gllukosa
atau senyawa anorganik seperti H2S dan NaNO2.
2. Sumber
karbon, berdasarkan kebutuhan karbonnya mikroorganisme dapat dibedakan menjadi
2 kelompok, yaitu mikroorganisme autrotof dan heterotrof. Mikroorganisme
autrotof adalah mikroorganisme yang menggunakan karbon anorganik (CO2)
sebagai sumber karbonnya, sedangkan mikroorganisme heterotrof memerlukan sumber
karbon organic, misalnya glukosa.
3. Sumber
nitrogen, mikroorganisme mangambil sumber N dalam bentuk gas nitrogen,
ammonium, garam nitrat atau berupa N dari senyawa organic misalnya asam amino.
4. Elemen
non metal, terutama sulfur dan fosfor.
5. Elemen
metal terdiri dari Ca2, Zn2, Na2, Cu2,
Mn2, Mg2, Fe2, Fe dalam bentuk garam-garam
anorganik. Ion-ion ini berperan dalam osmoregulasi, mengatur aktivitas enzim
dan transfer elektron.
6. Vitamin,
penting dalam pertubuhan sel dan diperlukan dalam jumlah sedikit. Juga berperan
sebagai koenzim.
7. Air,
semua sel memerlukan air dalam mediumnya sebagai pelarut, sehingga nutrient
dengan berat molekul rendah dapat melewati membrane sel. Medium pertumbuhan
mikroorganisme, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.
Mengandung semua unsure hara yang hanya
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme.
b.
Mempunyai takaran osmosa, tegangan
permukaandan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba.
c.
Media harus dalam keadaan steril
artinya sebelum ditanami mikroorganisme yang diinginkan, tidak ditumbuhi oleh
mikroba lain yang tidak diharapkan.
Potato Dekstrose agar
merupakan salah satu media yang banyak digunakan untuk membiakkan suatu
mikroorganisme, baik itu berupa cendawa/ fungi, bakteri, maupun sel mahluk
hidup. Potato Dekstrose Agar merupakan paduan yang sesuai untuk menumbuhkan
biakan. Karena ekstrak potato (kentang) merupakan sumber karbohidrat, dektrose
(gugusan gula, baik itu monosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan
nutrisi baik biakan, sedangkan agar merupakan bahan media/ tempat tumbuh bagi
biakan yang baik, karena mengandung ccukup air (Wibawa, 2010).
Nutrient agar adalah
medium uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk ertumbuhan mayoritas
dari mikroorganisme yang tidak selektif dalam artian mikroorganisme heterotrof.
Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton dan
agar. NA merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur
bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa
stok kultur untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri dan untuk mengisolasi
organism dalam kultur murni (Ruly, 2008).
BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum pembuatan media kali ini
dilakukan pada hari Senin, 28 Maret 2011 pukul 15.00 – 17.00 WITA di
Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman Samarinda.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1
Alat
-
Autoclave
-
Erlenmeyer
-
Hot plate
-
Neraca analitik
-
Megnetik strirer
-
Beaker glass
-
pH indikator
-
Tabung reaksi
-
Pipet ukur
-
Spatula
-
Wadah plastic
3.2.2
Bahan
-
Kaldu daging
-
Kaldu kentang
-
Pepton
-
Dektrosa
-
Agar - agar
-
NaCL 0,9%
-
Aluminium Foil
-
KOH
-
Chloramphenicol
-
Kertas
-
Aquadest
3.3 Cara Kerja
3.3.1
Metode Pembuatan NA
1.
Disiapakan alat dan bahan yang
diperlukan
2.
Ditimbang pepton 1 gram dan agar 3 gram
3.
Disiapkan kaldu daging sebanyak 200 ml,
ukur dengan tabung ukur
4.
Dimasukkan kaldu daging 200 ml kedalam
Erlenmeyer
5.
Ditambahkan agar 3 gram dan pepton 1
gram
6.
Diletakkan campuran pada Erlenmeyer
diatas hot plate
7.
Dimasukkan megnetik stirrer dan didhkan
8.
Diukur pH lauratan dengan kertas pH
9.
Disterilkan dalam autoclave
3.3.2
Metode Pembuatan PDA
1.
Didiapkan semua alat dan bahan yang
diperlukan
2.
Ditimbang dektrose 2 gram dan agar 3
gram
3.
Disiapkan kaldu kentang sebanyak 200
ml, ukur dengan tabung ukur
4.
Dimasukkan kaldu kentang 200 ml kedalam
Erlenmeyer
5.
Ditambahkan agar 3 gram dan dektrose 2
gram
6.
Diletakkan campuran pada Erlenmeyer
diatas hot plate
7.
Dimasukkan megnetik stirrer dan didhkan
sampai larutan merata
8.
Diangkat dari hot plate dan diukur pH larutan dengan kertas pH
9.
Ditambahkan KOH 3 tetes
10. Disterilkan
diautoclave
3.3.3
Metode Pembuatan Garam Fisiologi
1.
Ditimbang dengan teliti sebanyak 0,9
gram NaCl dan diukur aquadest sebanyak 100 ml
2.
Dimasukkan NaCl dan aguadest kedalam
beaker glass, kemudian dimasukkan magnetic stirer
3.
Diletkakkn beaker glass diatas hot
plate kemudia diaduk hingga homogeny
4.
Angkat dari hot plate kemudia
dimasukkan dengan dipipetsebanyak 4,5 ml tersebut kedalam tabung rekasi ditutup
tabung reaksi pada bagian atasnya dengan aluminium foil
5.
Dimasukkan kedalam autoclave untuk
sterilisasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
No.
|
Gambar
|
Komposisi
|
1.
2.
3.
|
Media
NA
Media
PDA
Garam
Fisiologi
|
-
Pepton 1 gram
-
Agar 3 gram
-
Kaldu daging
-
Agar 3 gram
-
Dextrose 2 gram
-
Kaldu kentang
-
Chloramphenicol 2 ml
-
Aquadest 100 ml
-
NaCl 0,9 gram
|
4.2
Pembahasan
Pada praktikum kali
ini, praktikan diminta untuk membuat media dasar bagi pertumbuhan bakteri dan
jamur. Praktikum pembuatan media ini bertujuan untuk melakukan pembuatan medium
dasar bagi bakteri dan jamur sedangkan prinsipnya adalah media yang dibutuhkan
bagi pertumbuhan mikroba terdiri dari beberapa komponen senyawa kimia, sehingga
dalam pembuatannya hars memenuhi kaedah umum kimia.
Potato Dextrose Agar
(PDA) adalah suatu mediaum yang mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah yang
cukup yaitu 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa. Sehingga baik untuk pertumbuhan
kapang dan khamir, tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Medium PDA
termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan alamiah dan bahan
sintesis. PDA termasuk dalam medium yang umum digunakan. Biasanya pada
pembuatan PDA bahan yang dominan digunakan adalah potato yang berbentuk serbuk
dan yang telah dibuat dari pabrik dan siap digunakan. Tetapi pada praktikum
kali ini yang digunakan adalah kaldu kentang.
PDA termasuk medium
semi alamiah karena tersusun atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis
(dextrose dan agar). PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur. Fungsi bahan bahan
digunakan pada mediaum PDA, yaitu kentang sebagai sumber karbon (karbohidrat),
vitamin dan energy. Dextrose sebagai sumber gula dan energy. Agar untuk
memadatkan medium PDA. Aquadest untuk melarutkan agar, dektrose dan kentang.
Nutrient Agar (NA)
adalah suatu medium yang mengandung sumber nitrogen dalam jumlah yang cukup
yaitu 0,3% ekstrak sapid an 0,5% pepton, tetapi medium ini tidak mengandung
sumber karbohidrat. Oleh karena itu baik untuk pertumbuhan bakteri tetapi
kapang dan khamir tidak dapat tumbuh dengan baik. Media NA tergolong media cair
pada saat dipanaskan dan media padat pada saatdidinginkan. Media NA juga harus
memenuhi persyaratan pembuatan media, yaitu susunan makanan, temperature,
tekanan osmosis, sterilisasi dan keasaman (pH).
NA termasuk medium
semi alamiah karena tersusun atas bahan alami (daging) dan bahan sintesis
(pepton dan agar). NA digunakan untuk menumbuhakan bakteri. Fungsi bahan yang
digunakan pada medium NA yaitu daging sebagai sumber vitamin B, mengandung
nitrogen organic dan senyawa karbon. Pepton sebagai sumber utama nutrisi. Agar
untuk memadatkan medium NA. Aquadest untuk malarutkan agar, pepton dan daging
(Galung, 2009).
Pada proses pembuayan
PDA pertama-tama ditimbang dextrose dan agar menggunakan neraca analitik.
Kemudia diukur kaldu kentang sebanyak 200 ml mengandung tabung ukur. Kaldu yang
sudah diukur dimasukkan kedalam Erlenmeyer untuk dicampurkan dengan bahan yang
lain. Ditambahkan dektrose sebagai sumber nutrisi pada media PDA agar mikroba
cepat tumbuh dan ditambahkan pula agar yang digunakan untuk mengentalkan
medium. Kemudia campuran tadi dikocok-kocok perlahan agar merata. Setelah itu
ditambahkan kloramfenikol bertujuan untuk memetikan bakteri yang akan dibuat
pada PDA. Kloramfenikol bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman.
Yang dihambat adalam enzim peptidil transferase yang berperan sebagai
katalisator untuk membentuk ikatan-ikatan peptide pada proses sintesis protein
kuman. Bagian terakhir yang dimasukkan adalah magnetic stirrer yang jika
larutan dipanaskan akan berputar sehingg larutan dapat tercampur homogeny.
Setelah semua bahan dimasukkan Erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil dengan
tujuan menghindari kontaminasi atau masuknya mikroorganisme dari luar. Kemudia
Erlenmeyer diletakkan diatas hot plate untuk dipanaskan, pemanasan bertujuan
agar media tersebut lebih cepat larut, kenaikan temperature akan meningkatkan
daya larut suatu zat dan kecepatan didih
lauratan tergantung dari tekanan. Setlah semua larut dan tercampur homogen,
larutan yang semula keruh menjadi bening. Angkat Erlenmeyer dan bka aluminum
foil kemudian dinginkan sebentar. Ukur pH larutan, pada saat praktikum pH
larutan 5, jadi ditambahkan KOH 3 tetes agar pH menjadi 5,6. Setlah itu
Erlenmeyer ditutup lagi dengan aluminium foil dan disterilkan dalam autoclave.
Proses pembuatan NA
(Nutrient Agar) pada dasarnya pembuatan NA tidak jauh berbeda dengan pembuatan
PDA hanya saja pada NA tidak ada penambahan kloramfenikol karena NA berfungsi
untuk menumbuhkan bakteri sedangkan kloramfenik merupakan bahan yang
antibakteri atau bahan yang dapat membunuh bakteri. Penggunaan kloramfenikol
pada PDA akarena PDA untuk menumbuhakan jamur sehingga bakterinya perlu
dimatikan terlebih dahulu dengan kloramfenikol. Selain itu pada NA juga
terletak perbedaan pada sumber nutrisinya pada NA menggunakan pepton sebagai
sumber utama nitrogen organic dan sumber nutrisinya.
Dilakukan sterilissi
tidak hanya diawal percobaan saja, tetapi juga perlu dilakukan setelahnya
secara dedukasi. Dedukasi adalah suatu cara untuk merusak/ menghancurkan
bakteri peneliti yang tidak digunakan lagi. Berfungsi agar bahan tersebut tidak
menimbulkan bahaya bagi lingkungan yang dikenai/ dikontaminasi olehnya. Melalui
sterilisasi, seluruh mikroba patogen dapat mati, sehingga tidak sempat
berkembang biak.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum pembuatan media
ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada
beberapa faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan media ini yaitu;
susunan makanan, tekanan osmosis, keasaman (pH), temperature dan sterilisasi.
2. Dapat
diketahui pula bahwa PDA (potato dextrose agar) merupakan medium yang
mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah yang cukup yaitu 20% ekstrak kentang
dan 2% glukosa. Sedangkan NA (nutrient agar) merupakan media yang mengandung
sumber nitrogen yang cukup yaitu 0,3% ekstrak daging sapid an 0,5% pepton
tetapi tidak mengandung sumber karbohidrat.
3. Pembuatan
medium semi alamiah dilakukan dengan mencampurkan semua komposisinya kemudian
diukur pH larutan, jika larutan terlalu asam maka ditambahkan KOH agar pH
mencapai 5,6.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk percobaan ini
adalah sebagikanya seluruh praktikan dapat melaksanakan praktikum (tidak
diwakilkan beberapa praktikan saja), sehingga semua praktikan memiliki
keterampilan dalam pembuatan media.
DAFTAR PUSTAKA
Balya, John D. 2011. http://johnbalya.blogspot.com/.
Diakses pada tanggal 2 April 2011 pukul 08. 27 pm di Samarinda.
Galung, Firman. 2009. http://firebiology07.wordpress.com/.
Diakses pada tanggal 2 April 2011 pukul 09.30 pm di Samarinda.
Nursiam, Intan. 2011. http://intanursiam.wordpress.com/.
Diakses pada tanggal 2 April 2011 pukul 08.22 pm di Samarinda.
Perlczar, Michael. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI-Press: Jakarta.
Rachdie. 2006. http://rahdie.blogsome.com/. Diakses
pada tanggal 2 April 2011 pukul 08.12 pm di Samarinda.
Ruly. 2008. http://dunia-mikro.blogspot.com/.
Diakses pada tanggal 2 April 2011 pukul 07.16 pm di Samarinda.
Wibawa, Bhima. 2010. http://bhimasharf.blogspot.com/.
Diakses pada tanggal 2 April 2011 pukul 09.47 pm di Samarinda.
Yusuf, Ferawati. 2009. http://fheeyraredzqiiy.wordpress.com/.
Diakses pada tanggal 2 April 2011 pukul 08.10 pm di Samarinda.
0 komentar:
Posting Komentar