Laporan Praktikum Q

Senin, 09 Juli 2012

PEMBUATAN MEDIA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Untuk menelaah mikroorganisme di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan mereka. Mikroorganisme dapat berkembangbiak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslah di engerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkngan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya (Galung, 2009).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunkan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organic seperti gula. Sedangkan mikroorganisme lainnya emerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Galung, 2009).
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah mikroba. Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat yaitu adanya energy, sumber karbon, sumber nitrogen, air, vitamin dan elemen (Balya, 2011).
Media yang dibutuhkaan bagi pertumbuhan mikroba terdiri dari beberapa komponen bahan kimia, sehingga dalam pembuatannya harus memenuhi beberapa kaedah umum kimia. Berdasarkan susunan media dapat berbentuk media alami, media sintetis dan semi sintetis. Media alami adalam media yang disusun oleh bahan-bahan yang alami seperti kentang, nasi, telur dan daging. Media sintesis adalah media yang disusun oleh bahan kimia seperti Ezapek Dox Agar dan Nitrogen free manitol broth. Media semisintetis adalam media yang tersusun oleh campuran bahan alami dan bahan sintetis seperti NA dan PDA.
Berdasarkan hal diatas bahwa untuk menelaah mikroorganisme dilaboratorium haus dapat menumbuhkannya. Mikroorgnisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada sutu substrat yang disebut medium. Oleh karena itu pada praktikum kali ini dibuat medium dasa untuk bakteri yaitu NA (Nutrient Agar) dan medium dasar untuk jamur yaitu PDA (Potato Dextrose Agar).

1.2  Tujuan Praktikum
1.     Mengetahui faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media
2.    Mengetahui pengertia NA dan PDA
3.    Mengetahui cara pembuatan medium dan funggsi medium terutama medium semi alamiah

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
         
          Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliiki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan anatar lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energy dan bereproduksi dengan sendirinya (Yusuf, 2009).
          Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba sangat penting dalam mengendalikan mikroba. Berikut ini faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba:
1.     Suplai Nutrisi
Mikroba sam dengan mahluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energy dan pertumbuhan selnya. Unsure-unsur dasar tersebut adalah karbon, nitrogen, hydrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akihrnya dapat menyebabkan kematian. Kondisi tidak bersih dan higenis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat berkembang dilingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih dan higenis adalah untuk meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali (Rachdie, 2006).
2.    Suhu/ temperature
Suhu merupakan salah satu factor penting didalam mempengaruhi dan pertumbuhan mikroorganisme. Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua cara yang berlawanan:
a.    Apabila suhu naik, maka kecepatan metabolism naik dan pertumbuhan dipercepat. Sebaliknya apabila suhu turun, maka kecepatan metabolism akan menurun dan pertumbuhan diperlambat.
b.    Apabila suhu naik dan turun secara drastic, tingkat pertumbuhan akan terhenti, komponen sel menajdi tidak aktif dan rusak, sehingga sel-sel menjadi mati. Berdasarkan hal diatas, maka suhu yang berkalitan dengan pertumbuhan mikroorganisme digoongkan menjadi tiga, yaitu:
-        Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada dibawah maka pertumbuhan terhenti.
-        Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung paling cepat dan optimum (disebut juga suhu inkubasi).
-        Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila berada diatas maka pertumbuhan tidak terjadi.
Sehubungan dengan penggolongan suhu diatas, maka mikroba digolongkan menjadi 5 bagian yaitu:
Kelompok
Suhu Minimum
Suhu Optimum
Suhu Maksimum
Psikrofit
Psikrotrof
Mesofil
Thermofil
Termotrof
-15 oC
-1 oC
5 - 10 oC
40 oC
15 oC
10 oC
25 oC
30 - 37 oC
45 - 55 oC
42 - 46 oC
20 oC
35 oC
40 oC
60 - 80 oC
50 oC
Berdasarkan ketahanan panas mikroba dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
-        Peka terhadap panas, apabila semua sel rusak jika dipanaskan pada suhu 60oC selama 10 – 20 menit.
-        Tahan terhadap panas, apabila dibutuhkan sehu 100 oC selama 10 menit untuk mematikan sel.
-        Termodurik, dimana dibuthkan suhu lebih 60 oC selama 10 – 20 menit tapi kurang dari 100 oC selam 10 menit untuk mematikan sel.
c.    Kesaman atau kebasaan pH. Setiap organisme memiliki kisaran pH masing-masing dan memiliki pH optimum yang berbeda-beda. Kebanykan mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran pH 8 dan nilai pH diluar kisaran 2 sampai 10 biasanya bersifat merusak.
d.    Ketersediaan oksigen. Mikroorganisme memiliki karakteristik sendiri-sendiri didalam kebtuhan akan oksogen. Mikroorganisme dalam hal ini diglongkan menjadi:
-        Aerobik: hanya dapat tumbuh apabla ada oksigen bebas
-        Anaerob: hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas
-        Anaerob fakultatif: dapat tumbuh bik dengan atau tanpa oksigen bebas
-        Mikroscrofilik: dapat tumbuh apabila ada oksigen dalam jumlah kecil (Rachdie, 2006).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikrorganisme untuk pertumbuhannya. Ikroorganisme memanfaatkan nutri media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolate mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Nursiam, 2011).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang dilakukan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada mediaum yang sangat sederana yang hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organic seperti gula. Sedangkan mikroorganisme lainnya emerlukan suatu medium yang sangat kompleks lainnya (Perclzar, 2006).
Akan tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrient yang erupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrient ini adalah degradasi dari nutrient dengan molekul yang kompleks. Nutien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar mahluk hidup yang meliputi air, karbon, energy, mineral dan foktor tumbuh (Galung, 2009).
Untuk menelaah bakteri didalam laboratorium, pertama-tama kita harus dapat menumbuhkan bakteri tersebut didalam suatu biakan murni. Untuk melakukannya haruslah dimengerti jenis – jenis nutrien yang disyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang mana dapat kondisi yang optimum bagi pertumbuhan tersebut. Adapun macam-macam media pertumbuhan anatar lain:
1.     Medium bersarkan sifat fisik
a.    Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat.
b.    Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3 – 0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solit dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar keseluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempuran jika tergoyang. Misalnya baktei yang tumbuh pada edia NB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan dibawah permukaan mediajika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/ menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolism nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media.
c.    Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalahNB (Nutrient Broth), LB (lactose Broth).
2.    Medium Berdasarkan Komposisi
a.    Medium sintesis yaitu medium yang komposisi zat kimia diketahui jenis dan takarannya secara pasti. Misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
b.    Medium semisintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti misalnya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandunga agr dekstrosa dan ekstrak kentang.
c.    Medium nonsintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Ekstrak.
3.    Medium Berdasarkan Tujuan
a.    Media untuk isolasi, media ini mengandung senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nitrient Broth, Blood Agar.
b.    Media selektif/ penghambat, media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani mediaum yang ditambah Amphisilin untuk erangsang E.coli resisten antibiotic dan mengahmbat komtaminan yang peka amphisillin.
c.    Media diperkaya (enrichment), merupakan media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya menumbuhkan nutrisi sederhana untuk berkembangbiak tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar.
d.    Medium untu peremajaan kultur, media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur.
e.    Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik, media ini digunakan untuk mendiagnosis atau menganalisis metabolism suatu mikroba. Contohnya adalah Koser’s Citrate medium yang digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagi sumber karbon.
f.     Media untuk karakteristik bakteri, media yang digunakan untuk mengetahui keamampuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indicator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya: Nitrate Broth,Laactose Broth, Arginine Agar.
g.    Media diferensial, media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasarkan karakter spesifik yang ditujuakan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warban media disekeliling koloni (Galung, 2009).
Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagi pertumbuhan secar teratur semua komponen didalam sel hidup. Pada organisme multiseluluer, pertumbuhan adalah peningkatan jumlah sel perorganisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar. Pada organism uniseluler yang disebut pertumbuhan adalah ertambahan jumlah sel yang berarti juga pertambahan jumlah organisme.
Dalam pertumbuhannya mikroorganisme membutuhkan nutrisi dan factor lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Mikroorganisme memerlukan komponen-komponen tertentu untuk pertumbuhannya, yaitu:
1.     Energy, mikroorganisme dapat dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan kebutuhan energinya, yaitu mikroorganisme fototrof dan kemotrof. Mikroorganisme fototrof menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energinya, sedangkan mikroorganisme kemotrof sumber energy berasal dari oksidasi senyawa organic seperti gllukosa atau senyawa anorganik seperti H2S dan NaNO2.
2.    Sumber karbon, berdasarkan kebutuhan karbonnya mikroorganisme dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu mikroorganisme autrotof dan heterotrof. Mikroorganisme autrotof adalah mikroorganisme yang menggunakan karbon anorganik (CO2) sebagai sumber karbonnya, sedangkan mikroorganisme heterotrof memerlukan sumber karbon organic, misalnya glukosa.
3.    Sumber nitrogen, mikroorganisme mangambil sumber N dalam bentuk gas nitrogen, ammonium, garam nitrat atau berupa N dari senyawa organic misalnya asam amino.
4.    Elemen non metal, terutama sulfur dan fosfor.
5.    Elemen metal terdiri dari Ca2, Zn2, Na2, Cu2, Mn2, Mg2, Fe2, Fe dalam bentuk garam-garam anorganik. Ion-ion ini berperan dalam osmoregulasi, mengatur aktivitas enzim dan transfer elektron.
6.    Vitamin, penting dalam pertubuhan sel dan diperlukan dalam jumlah sedikit. Juga berperan sebagai koenzim.
7.    Air, semua sel memerlukan air dalam mediumnya sebagai pelarut, sehingga nutrient dengan berat molekul rendah dapat melewati membrane sel. Medium pertumbuhan mikroorganisme, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.    Mengandung semua unsure hara yang hanya diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme.
b.    Mempunyai takaran osmosa, tegangan permukaandan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba.
c.    Media harus dalam keadaan steril artinya sebelum ditanami mikroorganisme yang diinginkan, tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan.
Potato Dekstrose agar merupakan salah satu media yang banyak digunakan untuk membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu berupa cendawa/ fungi, bakteri, maupun sel mahluk hidup. Potato Dekstrose Agar merupakan paduan yang sesuai untuk menumbuhkan biakan. Karena ekstrak potato (kentang) merupakan sumber karbohidrat, dektrose (gugusan gula, baik itu monosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan nutrisi baik biakan, sedangkan agar merupakan bahan media/ tempat tumbuh bagi biakan yang baik, karena mengandung ccukup air (Wibawa, 2010).
Nutrient agar adalah medium uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk ertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton dan agar. NA merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri dan untuk mengisolasi organism dalam kultur murni (Ruly, 2008).

BAB III
METODE KERJA

3.1   Waktu dan Tempat
Praktikum pembuatan media kali ini dilakukan pada hari Senin, 28 Maret 2011 pukul 15.00 – 17.00 WITA di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman Samarinda.

3.2   Alat dan Bahan
3.2.1     Alat
-        Autoclave
-        Erlenmeyer
-        Hot plate
-        Neraca analitik
-        Megnetik strirer
-        Beaker glass
-        pH indikator
-        Tabung reaksi
-        Pipet ukur
-        Spatula
-        Wadah plastic

3.2.2    Bahan
-        Kaldu daging
-        Kaldu kentang
-        Pepton
-        Dektrosa
-        Agar - agar
-        NaCL 0,9%
-        Aluminium Foil
-        KOH
-        Chloramphenicol
-        Kertas
-        Aquadest

3.3  Cara Kerja
3.3.1     Metode Pembuatan NA
1.     Disiapakan alat dan bahan yang diperlukan
2.    Ditimbang pepton 1 gram dan agar 3 gram
3.    Disiapkan kaldu daging sebanyak 200 ml, ukur dengan tabung ukur
4.    Dimasukkan kaldu daging 200 ml kedalam Erlenmeyer
5.    Ditambahkan agar 3 gram dan pepton 1 gram
6.    Diletakkan campuran pada Erlenmeyer diatas hot plate
7.    Dimasukkan megnetik stirrer dan didhkan
8.    Diukur pH lauratan dengan kertas pH
9.    Disterilkan dalam autoclave
3.3.2    Metode Pembuatan PDA
1.     Didiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan
2.    Ditimbang dektrose 2 gram dan agar 3 gram
3.    Disiapkan kaldu kentang sebanyak 200 ml, ukur dengan tabung ukur
4.    Dimasukkan kaldu kentang 200 ml kedalam Erlenmeyer
5.    Ditambahkan agar 3 gram dan dektrose 2 gram
6.    Diletakkan campuran pada Erlenmeyer diatas hot plate
7.    Dimasukkan megnetik stirrer dan didhkan sampai larutan merata
8.    Diangkat dari hot plate dan  diukur pH larutan dengan kertas pH
9.    Ditambahkan KOH 3 tetes
10.  Disterilkan diautoclave
3.3.3    Metode Pembuatan Garam Fisiologi
1.     Ditimbang dengan teliti sebanyak 0,9 gram NaCl dan diukur aquadest sebanyak 100 ml
2.    Dimasukkan NaCl dan aguadest kedalam beaker glass, kemudian dimasukkan magnetic stirer
3.    Diletkakkn beaker glass diatas hot plate kemudia diaduk hingga homogeny
4.    Angkat dari hot plate kemudia dimasukkan dengan dipipetsebanyak 4,5 ml tersebut kedalam tabung rekasi ditutup tabung reaksi pada bagian atasnya dengan aluminium foil
5.    Dimasukkan kedalam autoclave untuk sterilisasi


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
No.
Gambar
Komposisi
1.



2.




3.
Media NA



Media PDA




Garam Fisiologi
-        Pepton 1 gram
-        Agar 3 gram
-        Kaldu daging

-        Agar 3 gram
-        Dextrose 2 gram
-        Kaldu kentang
-        Chloramphenicol 2 ml

-        Aquadest 100 ml

-        NaCl 0,9 gram



4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, praktikan diminta untuk membuat media dasar bagi pertumbuhan bakteri dan jamur. Praktikum pembuatan media ini bertujuan untuk melakukan pembuatan medium dasar bagi bakteri dan jamur sedangkan prinsipnya adalah media yang dibutuhkan bagi pertumbuhan mikroba terdiri dari beberapa komponen senyawa kimia, sehingga dalam pembuatannya hars memenuhi kaedah umum kimia.
Potato Dextrose Agar (PDA) adalah suatu mediaum yang mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah yang cukup yaitu 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa. Sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir, tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Medium PDA termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan alamiah dan bahan sintesis. PDA termasuk dalam medium yang umum digunakan. Biasanya pada pembuatan PDA bahan yang dominan digunakan adalah potato yang berbentuk serbuk dan yang telah dibuat dari pabrik dan siap digunakan. Tetapi pada praktikum kali ini yang digunakan adalah kaldu kentang.
PDA termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur. Fungsi bahan bahan digunakan pada mediaum PDA, yaitu kentang sebagai sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan energy. Dextrose sebagai sumber gula dan energy. Agar untuk memadatkan medium PDA. Aquadest untuk melarutkan agar, dektrose dan kentang.
Nutrient Agar (NA) adalah suatu medium yang mengandung sumber nitrogen dalam jumlah yang cukup yaitu 0,3% ekstrak sapid an 0,5% pepton, tetapi medium ini tidak mengandung sumber karbohidrat. Oleh karena itu baik untuk pertumbuhan bakteri tetapi kapang dan khamir tidak dapat tumbuh dengan baik. Media NA tergolong media cair pada saat dipanaskan dan media padat pada saatdidinginkan. Media NA juga harus memenuhi persyaratan pembuatan media, yaitu susunan makanan, temperature, tekanan osmosis, sterilisasi dan keasaman (pH).
NA termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan alami (daging) dan bahan sintesis (pepton dan agar). NA digunakan untuk menumbuhakan bakteri. Fungsi bahan yang digunakan pada medium NA yaitu daging sebagai sumber vitamin B, mengandung nitrogen organic dan senyawa karbon. Pepton sebagai sumber utama nutrisi. Agar untuk memadatkan medium NA. Aquadest untuk malarutkan agar, pepton dan daging (Galung, 2009).
Pada proses pembuayan PDA pertama-tama ditimbang dextrose dan agar menggunakan neraca analitik. Kemudia diukur kaldu kentang sebanyak 200 ml mengandung tabung ukur. Kaldu yang sudah diukur dimasukkan kedalam Erlenmeyer untuk dicampurkan dengan bahan yang lain. Ditambahkan dektrose sebagai sumber nutrisi pada media PDA agar mikroba cepat tumbuh dan ditambahkan pula agar yang digunakan untuk mengentalkan medium. Kemudia campuran tadi dikocok-kocok perlahan agar merata. Setelah itu ditambahkan kloramfenikol bertujuan untuk memetikan bakteri yang akan dibuat pada PDA. Kloramfenikol bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman. Yang dihambat adalam enzim peptidil transferase yang berperan sebagai katalisator untuk membentuk ikatan-ikatan peptide pada proses sintesis protein kuman. Bagian terakhir yang dimasukkan adalah magnetic stirrer yang jika larutan dipanaskan akan berputar sehingg larutan dapat tercampur homogeny. Setelah semua bahan dimasukkan Erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil dengan tujuan menghindari kontaminasi atau masuknya mikroorganisme dari luar. Kemudia Erlenmeyer diletakkan diatas hot plate untuk dipanaskan, pemanasan bertujuan agar media tersebut lebih cepat larut, kenaikan temperature akan meningkatkan daya larut  suatu zat dan kecepatan didih lauratan tergantung dari tekanan. Setlah semua larut dan tercampur homogen, larutan yang semula keruh menjadi bening. Angkat Erlenmeyer dan bka aluminum foil kemudian dinginkan sebentar. Ukur pH larutan, pada saat praktikum pH larutan 5, jadi ditambahkan KOH 3 tetes agar pH menjadi 5,6. Setlah itu Erlenmeyer ditutup lagi dengan aluminium foil dan disterilkan dalam autoclave.
Proses pembuatan NA (Nutrient Agar) pada dasarnya pembuatan NA tidak jauh berbeda dengan pembuatan PDA hanya saja pada NA tidak ada penambahan kloramfenikol karena NA berfungsi untuk menumbuhkan bakteri sedangkan kloramfenik merupakan bahan yang antibakteri atau bahan yang dapat membunuh bakteri. Penggunaan kloramfenikol pada PDA akarena PDA untuk menumbuhakan jamur sehingga bakterinya perlu dimatikan terlebih dahulu dengan kloramfenikol. Selain itu pada NA juga terletak perbedaan pada sumber nutrisinya pada NA menggunakan pepton sebagai sumber utama nitrogen organic dan sumber nutrisinya.
Dilakukan sterilissi tidak hanya diawal percobaan saja, tetapi juga perlu dilakukan setelahnya secara dedukasi. Dedukasi adalah suatu cara untuk merusak/ menghancurkan bakteri peneliti yang tidak digunakan lagi. Berfungsi agar bahan tersebut tidak menimbulkan bahaya bagi lingkungan yang dikenai/ dikontaminasi olehnya. Melalui sterilisasi, seluruh mikroba patogen dapat mati, sehingga tidak sempat berkembang biak.

BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
          Berdasarkan praktikum pembuatan media ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.     Ada beberapa faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan media ini yaitu; susunan makanan, tekanan osmosis, keasaman (pH), temperature dan sterilisasi.
2.    Dapat diketahui pula bahwa PDA (potato dextrose agar) merupakan medium yang mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah yang cukup yaitu 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa. Sedangkan NA (nutrient agar) merupakan media yang mengandung sumber nitrogen yang cukup yaitu 0,3% ekstrak daging sapid an 0,5% pepton tetapi tidak mengandung sumber karbohidrat.
3.    Pembuatan medium semi alamiah dilakukan dengan mencampurkan semua komposisinya kemudian diukur pH larutan, jika larutan terlalu asam maka ditambahkan KOH agar pH mencapai 5,6.

5.2  Saran
 Saran yang dapat diberikan untuk percobaan ini adalah sebagikanya seluruh praktikan dapat melaksanakan praktikum (tidak diwakilkan beberapa praktikan saja), sehingga semua praktikan memiliki keterampilan dalam pembuatan media.

DAFTAR PUSTAKA

Balya, John D. 2011. http://johnbalya.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 2 April 2011 pukul 08. 27 pm di Samarinda.
Galung, Firman. 2009. http://firebiology07.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 2 April 2011 pukul 09.30 pm di Samarinda.
Nursiam, Intan. 2011. http://intanursiam.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 2 April 2011 pukul 08.22 pm di Samarinda.
Perlczar, Michael. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI-Press: Jakarta.
Rachdie. 2006. http://rahdie.blogsome.com/. Diakses pada tanggal 2 April 2011 pukul 08.12 pm di Samarinda.
Ruly. 2008. http://dunia-mikro.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 2 April 2011 pukul 07.16 pm di Samarinda.
Wibawa, Bhima. 2010. http://bhimasharf.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 2 April 2011 pukul 09.47 pm di Samarinda.
Yusuf, Ferawati. 2009. http://fheeyraredzqiiy.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 2 April 2011 pukul 08.10 pm di Samarinda.

0 komentar: