Laporan Praktikum Q

Jumat, 26 Agustus 2011

INGIN MEMILIKI SEORANG KAKAK

Dari kecil aku pengen banget punya kakak. Yah, walaupun sebenarnya nggak mungkin karna aku akan pertama. Tapi tetap aja keinginan itu nggak pernah surut, bahkan sampai sekarang. Ada beberapa alasan kenapa aku pengan banget punya kakak.

1. Ketika itu aku masih anak tunggal sedangkan mama sama papa sama-sama punya pekerjaan diluar rumah. Jadi waktu masih kecil, setelah pulang dari TK aku nggak langsung pulang kerumah tapi kerumah tetangga yang memang mama minta untuk menjagaku sampai pekerjaan mama selesai. Tetanggaku itu punya anak dan semuanya lebih tua dari aku. Setiap pulang sekolah aku selalu disambut dengan hangat, seingatku ada dua orang kakak perempuan dan satu orang kakak laki-laki yang sangat akrab denganku. Mereka memperlakukanku seperti keluarganya sendiri sehingga aku benar-benar merasa nyaman dan merasa memiliki saudara, dari makan bersama, bermain, sampai tidur siang dan mandi pun bersama. Etsss, tapi jangan salah kaprah dulu yah, saat itu usia ku tidak lebih dari 5 tahun. J

2. Saat mama meninggal aku tinggal sama nenek dan beberapa orang tante, om dan sepupu yang kebetulan tinggal tidak jauh dari rumah nenek. Tapi tetap aja aku merasa sendiri, terlebih saat itu papa sibuk bekerja, jadilah aku benar-benar sendiri. Sebenarnya tanteku perhatian denganku, tak jarang aku diajaknya pergi berbelanja dan menikmati kelapa muda segar di pinggir sungai mahakam bersama anak perempuanya yang 2 tahun lebih muda dariku. Walaupun aku sangat akrab dengan sepupuku tersebut, tapi tak jarang kami bertengkar. Dan saat seperti inilah aku merindukan sosok pahlawan itu, sosok kakak laki-laki yang dulu selalu melindungiku saat kedua saudara perempuannya memusuhiku.

3. Saat air mata kerinduan kepada mama mengalir saat seperti itu aku merindukan sosok kakak perempuan yang selalu memanjakanku, mengajakku bermain boneka sampai aku lupa akan kesedihanku.

4. Ketika sudah beranjak remaja aku tinggal bersama ibu tiriku dirumah yang jauh dari nenek. Aku semeskali tidak merasa memiliki saurada. Kenapa?. Karna adik yang dilahirkan dari rahim mama sebelum ia meninggal tidak ada disampingku. Sejak mama meninggal adikku dirawat tante yang tinggal jauh dari kami. Aku benar-benar merasa sendiri dirumah. Aku ingin teman bermain.

5. Ketika sudah remaja, aku memiliki seorang adik dari ibu. Tapi tetap saja aku merasa sandiri, karna aku membutuhkan teman dirumah, teman untuk aku berbagi cerita tentang kejadian yang aku alami bersama sahabat-sahabatku.

6. Ketika mulai tertarik dengan dunia yang bersifat islami, aku merasa sangat membutuhkan kakak perempuan yang dapat mengajarkanku tentang adab-adab seorang muslimah. Yang juga dapat mendengar keluh kesahku dan memberika solusi dari semua permasalahanku.

Sampai detik ini pun ketika aku sudah memiliki beberapa orang adik, tetap saja aku masih mengiginkan adanya sosok kakak. Tapi aku sadar rasanya tidak mungkin jika aku mengangkat seorang laki-laki yang lebih tua dariku untuk menjadi kakak. Alhasil, sampai detik ini aku selalu berharap memiliki seorang kakak perempuan. Sebenarnya ada, aku memiliki beberapa orang kakak perempuan. Tapi sayang laut yang membentang memisahkan raga kami untuk bertemu.

Aku ingin kakak perempuan itu berada disini, disampingku. Yang dapat menjadi tempatku bersandar, mendengar kisahku, menghapus air mataku, menasehatiku dan yang terpenting mengajariku menjadi muslimah yang sesungguhnya.


 Kota Tepian, 25 Agustus 2011

Rabu, 17 Agustus 2011

MALAMKU

Entah sejak kapan malam-malamku menjadi begini..

Ruang yang semestinya menjadi tempatku berlindung..

Justru menjadi penjara bagi jiwa dan ragaku..

Bolehkah aku meminta udara bersih yang menyegarkan..

Beratkah permintaanku, aku hanya meminta untuk menghentikan kepulan asap itu..

Beratkah..??

Sungguh kepulan itu amat menyiksa ragaku..

Menekan jiwaku, karna tak ada kepedulian akan sebuah pinta..

Ingin rasanya aku berlari..

Namun kenyataanya aku hanya dapat diam..

Diam dalam tangis, kecewa dan sakit yang terasa..



Kota Tepian, 14 Agustus 2011

Senin, 15 Agustus 2011

MALAIKAT KECILKU

Terkadang mereka membuat aku kesal namun terkadang pula aku merasa beruntung memilikinya.  Dua orang adik kecilku. Tamir yang berusia 5 tahun dan Nayla  3 tahun. Kedua adikku lincahnya  luar biasa, celotehnya seperti mau memecah gendang telinga. Tapi dua hari ini aku merasa benar- benar beruntung ada mereka. Kemaren aku memang sedikit lemas, sampai-sampai aku hanya  dapat terbaring lemah. Sebelum dhuhur aku sudah terlelap.

"Kak ande bangun." suara cempreng Nayla terasa begitu melengking ditelingaku.
"Nayla, jangan suka bikin kanget na."
"Kek ande bangun. Ayo bangun cepat." Tarik-tarik tangan. Kak ande adalah sapaan akrab adik- adik untukku.
"Kak ande pusing nay."
"Aaaaa, bangun. Bangun cepat, kak ande nggak sholat kha." paksanya.
"Astagfirullah, sudah azan kha."
"Iyaa, ayo cepat." aku langsung bangkit. Kedua adikku ini selalu bersemangat sholat berjamaah  denganku. Yah walaupun pada kenyataanya aku harus repot mengurus mereka, dari ketika  berwudhu. Menata shaf, memakaikan Nayla mukena. Sampai membuat mereka dapat tenang. Tapi  ada kenikmatan sendiri saat bersama meraka. Walau pada akhirnya di tengah-tengah sholat  mereka pasti akan ribut dan tangis Nayla akan pecah karna mukenanya yang berantakan akibat  Tamir yang usil ^_^

Tadi siang ketika aku sedang beristirahat di kamar tiba-tiba kedua adikku masuk menunjukkan hasil  gambarnya.
"Kak ande, liat bunga Tamir." sambil menunjukkan gambarnya.
"Siapa yang gambarkan?"
"Tamillah."
         "Kok bagus. Siapa yang ngajarin?"
"Kan kak Ande waktu tu ajali Tamil gambar bunga." aku terkesima, sebelumnya aku berpikir dia  akan mengatkan kakaknya Sinta yang mengajarkan ternyata aku. Padahal aku jarang sekali  menemani meraka belajar karna kesibukan kuliahku.
"Kak ande, kak ande. Gambar Nayla juga bagus." Nayla nggak mau kalah.
"Mana coba liat."
"Ni." smbil memperlihatkan bukunya.
"Yang mana." bingung karna isinya coretan semua. ^_^
"Iniiii na." menunjukkan lingkang yang nggak sempurna karna miring-miring.
"Hehehe, ini buka bunga." Aku menatapnya dengan separuh meledek. Nayla tersenyum.
"Coba Nayla gambar lagi. Ikuti kakak Tamir." aku memperhatikan mereka berdua, nggak biasanya  hari ini mereka terasa begitu akrab :)
"Yah, gimana bisa bagus gambarnya. Pegang pensilnya aja salah." aku meledek Nayla lagi, Tamir  tertawa. Nayla manyun ^_^
"Jadi kayak mana." Nada jutek Nayla keluar, tapi ini yang paling aku senangi ^_^. Nayla paling  pintar memainkan ekspresi wajahnya dan ini yang membuat aku senang melihatnya kesal,  wajahnya akan tampak mengemaskan.
"Gini loh Nay pegangnya." Tamir menunjukkan cara memengang pensil dengan benar. Akupun  mengatur tangannya. Ditengah asik menggambar, Tamir nggak sengaja nyentuh kaki ku. Aku  mengaduh.
"Kenapa nde???" Tamir menarh curiga.
"Kaki ande sakit."
"Mana coba liat??" meneliti luka di lututku akibat tersandung beberapa hari lalu.
"Ih, nggak di obatin kha??" komentar Tamir.
"Pake minyak batu nde." Nayla menyahut. Aku hanya tersenyum.
"Aku punya ide." Tamir langsung keluar dan kembali dengan sebuah botol kecil berisi minyak yang  dimaksud Nayla.
"Pake ini nde biar cepat sembuh." Tamir menyerahkan botol kecil agar aku menggunakannya.
"Nggak mau, nanti kaki ande perih."
"Nggak pelih kok." Tamir membantah.
"Iya, orang kalau Nayla jatoh dikasih itu." Nayla menyahut.
"Nggak mau, biar aja nanti juga sembuh sendiri." aneh kok aku yang terkesan seperti anak kecil.  Tapi penasaran juga kenapa mereka yang sekecil ini bisa tau supaya lukanya cepat kering pake  minyak itu.
"Tamir kok tau, kalau luka pake ini."
"Iyalah, olang kalau Tamir luka dikasih itu sama ibu."

Ah, malaikat-malaikat kecilku, dibalik kenakanlan kalian ada jiwa malaikat disana.. ^_^
Kak ande sayang kalian..


Kota Tepian, 12 Agustus 2011

BACK TO CAMPUS

Hari ini aku pergi lagi ke kampus, ngurus KHS sama KRS yang harus dikembalikan ke dosen pembimbing. Pagi-pagi datang nggak ada siapa-siapa cuma ada beberapa orang kakak tingkat dan temen-temen yang lagi SP, tapi mereka lagi di kelas jadilah aku sendirian. Untungnya aku ketemu Ipeh sama Yuli anak kelompok 2. Dari pada nggak ada temen mending aku sama mereka aja. Nah begitu selesai ngetik nilai Ipeh sama Yuli pergi, aku sendirian, bingung dah, padahal urusanku cuma mau kasih KHS sama KRS ke dosen pembimbing tapi yang jadi masalah dosen pembimbingku nggak ada ditempat. Nasib aku harus nunggu. Sebenarnya bingung, nie berkas boleh di taro aja di meja atau nggak sie. Kalau boleh khan aku bisa langsung taro dan pulang. Tapi mikir-mikir lagi takut nggak sopan. Ya sudah aku tunggu di depan kampus. Nggak lama ada Dian datang, parahnya dia baru mau ambil KHS @_@' ketinggalan banget yak, orang-orang udah jauh-jauh hari :D. Liat Dian pertamanya agak pangling, karna aku masih asing liat dia berjilbab ditambah pipinya yang mulai cabie. ^_^

"Ih, Dian begendut. Pipinya tembeb." sapaku.

"Aaaaa, aku malu."sambil pengangin pipi.

"Bubuhannya lagi program menggendutkan badahlah. Kok bisa pipi mu jadi tembeb betul."

"Haha, iyalah orang dirumah cuma santai. Kamu gin begendut. Pipinya tembeb."

"Heeee, pipiku mah memeng tembeb."

Bosan di depan aku sama Dian kedalam, liat-liat pengumuman dimading. Nggak lama ada Elsa sama Eva datang.

"Waa, kangennya lama nggak ketemu Nida." sapa Eva

"Hehehehe."

"Tangan nida kurus betul." komentar Eva waktu nggak sengaja nyentuh tanganku.

"Iya banyak yang bilang gitu."

"Tapi masih kurusan aku sie, hehe."
 
"Masa, coba liat. Ih kurusan aku."

"Aku." Eva ngotot hehehe.

"Aku kok Va." Jiaaa, malah kurus-kurusan ^_^

"Tapi kata Dian tadi pipiku makin tembem Va."

"Iya kalau pipi sih kamu memang tembeb."

"Heee."

Nggak lama teman-teman yang SP udah keluar ruangan. Ternyata nggak cuma aku yang lama kembalikan KHS sama KRS. Ada juga yang lainnya yang belum kembalikan. Alhamdulillah ada teman. Keasikan liburan sieh, jadi males ke kampus ^_^.

"Nidaaaa." sapa teman-teman. Aku balas dengan senyuman aja :)

"Nida putihan yaaa."sapa mbak'Yana.

"Heeee, jangan bilang gitu mbak saya malu." gimana nggak malu di situ lagi banyak kakak tingkat.

"Ngapain aja liburan Nid?"

"Dirumah aja mbak, jadi ibu rumah tangga, hehehe."

Aneh-aneh aja tanggapan begitu ketemu. Matahari udah mulai terik banget. Orang-orang sudah mau sholat jum'at. Tapi bu Risa belum datang juga. Untungnya ada Icha yang sama-sama aku dosen pembimbingnya. Nah, jadi titip aja sama Icha. Eh ternyata KHS sam KRSnya ditaro aja ditas meja bu Risa. Yaaaaa, tau gitu dari tadi aku taro. @,@'

Males lama-lama dikampus aku mau cepat-cepat ke Perpustakaan Umum, mau kembalikan novel dan pinjam novel baru lagi ^_^, mumpung libur pengen baca karya sastra banyak-banyak. Baru sampe parkiran ketemu Ethy.

"Nidaaaaaaa."

"Ethyyyyyyyy." lebay mode on.

"Ethy ngapain ke sini."

"Mau kumpul berkas untuk beasiswa. @#$%^&*((()*&^%$#@!" ngomong panjang lebar tentang kebingungannya.

"@#$%^&*&%$#!!" kasih tanggapan.

"Yawdah aku mau pulang yaa."

"Nida kangen."

"Jiaaa, nanti aja kita kengen-kangenannya bulan september." tadi bilang mau pulang tapi tetep aja duduk di motor sambil baca sms.

"Nida mau kemana?"

"Ke Perpus Umum, mau ikut kha?"

"Ethy mau jalan."

"Owh, yawdah aku duluan yaaa." tapi nggak juga pulang-pulang masih aja baca sms. Sampe datang Dedi sama Gusti, mulai dah jailnya. Hari mulai gerimis, mesjid depan juga sudah mulai rame. Aku pamitan dan langsung menuju Perpustakaan Umum. Sayangnya sampai di sana sudah tutup. Hummm. Ya sudahlah. Pulang aja ^_^.


Ada secercah bahagia ketika salam hangat kembali menyapa, namun bersamanya pula hadir gores duka.  Aku tidak tau bagaimana pastinya. Tapi aku selalu berdo'a semoga kau baik-baik saja. Semoga sakit yang kini kau rasakan menjadi penghapus dosa-dosa. Syafakillah ya ukhtiq. (Tanggapan dari pesan itu)



Kota Tepian, 12 Agustus 2011

GORESAN RASA


Sungguh indah ketika benih-benih keimanan itu tumbuh subur.

Merekah memberikan kesejukan jiwa.

Menyenandungkan kecintaan kepada Rabb-nya.

Selalu merasa dalam pengawasan-Nya.

Tak pernah lupa akan perintah dan larangan-Nya.

Tiap detik yang berlalu tak lepas dari sebuah kebaikan.

Indahnya jika keimanan itu tumbuh subur.



Kota Tepian, 10 Agustus 2011