Terkadang mereka membuat aku kesal namun terkadang pula aku merasa beruntung memilikinya. Dua orang adik kecilku. Tamir yang berusia 5 tahun dan Nayla 3 tahun. Kedua adikku lincahnya luar biasa, celotehnya seperti mau memecah gendang telinga. Tapi dua hari ini aku merasa benar- benar beruntung ada mereka. Kemaren aku memang sedikit lemas, sampai-sampai aku hanya dapat terbaring lemah. Sebelum dhuhur aku sudah terlelap.
"Kak ande bangun." suara cempreng Nayla terasa begitu melengking ditelingaku.
"Nayla, jangan suka bikin kanget na."
"Kek ande bangun. Ayo bangun cepat." Tarik-tarik tangan. Kak ande adalah sapaan akrab adik- adik untukku.
"Kak ande pusing nay."
"Aaaaa, bangun. Bangun cepat, kak ande nggak sholat kha." paksanya.
"Astagfirullah, sudah azan kha."
"Iyaa, ayo cepat." aku langsung bangkit. Kedua adikku ini selalu bersemangat sholat berjamaah denganku. Yah walaupun pada kenyataanya aku harus repot mengurus mereka, dari ketika berwudhu. Menata shaf, memakaikan Nayla mukena. Sampai membuat mereka dapat tenang. Tapi ada kenikmatan sendiri saat bersama meraka. Walau pada akhirnya di tengah-tengah sholat mereka pasti akan ribut dan tangis Nayla akan pecah karna mukenanya yang berantakan akibat Tamir yang usil ^_^
Tadi siang ketika aku sedang beristirahat di kamar tiba-tiba kedua adikku masuk menunjukkan hasil gambarnya.
"Kak ande, liat bunga Tamir." sambil menunjukkan gambarnya.
"Siapa yang gambarkan?"
"Tamillah."
"Kok bagus. Siapa yang ngajarin?"
"Kok bagus. Siapa yang ngajarin?"
"Kan kak Ande waktu tu ajali Tamil gambar bunga." aku terkesima, sebelumnya aku berpikir dia akan mengatkan kakaknya Sinta yang mengajarkan ternyata aku. Padahal aku jarang sekali menemani meraka belajar karna kesibukan kuliahku.
"Kak ande, kak ande. Gambar Nayla juga bagus." Nayla nggak mau kalah.
"Mana coba liat."
"Ni." smbil memperlihatkan bukunya.
"Yang mana." bingung karna isinya coretan semua. ^_^
"Iniiii na." menunjukkan lingkang yang nggak sempurna karna miring-miring.
"Hehehe, ini buka bunga." Aku menatapnya dengan separuh meledek. Nayla tersenyum.
"Coba Nayla gambar lagi. Ikuti kakak Tamir." aku memperhatikan mereka berdua, nggak biasanya hari ini mereka terasa begitu akrab :)
"Yah, gimana bisa bagus gambarnya. Pegang pensilnya aja salah." aku meledek Nayla lagi, Tamir tertawa. Nayla manyun ^_^
"Jadi kayak mana." Nada jutek Nayla keluar, tapi ini yang paling aku senangi ^_^. Nayla paling pintar memainkan ekspresi wajahnya dan ini yang membuat aku senang melihatnya kesal, wajahnya akan tampak mengemaskan.
"Gini loh Nay pegangnya." Tamir menunjukkan cara memengang pensil dengan benar. Akupun mengatur tangannya. Ditengah asik menggambar, Tamir nggak sengaja nyentuh kaki ku. Aku mengaduh.
"Kenapa nde???" Tamir menarh curiga.
"Kaki ande sakit."
"Kaki ande sakit."
"Mana coba liat??" meneliti luka di lututku akibat tersandung beberapa hari lalu.
"Ih, nggak di obatin kha??" komentar Tamir.
"Pake minyak batu nde." Nayla menyahut. Aku hanya tersenyum.
"Aku punya ide." Tamir langsung keluar dan kembali dengan sebuah botol kecil berisi minyak yang dimaksud Nayla.
"Pake ini nde biar cepat sembuh." Tamir menyerahkan botol kecil agar aku menggunakannya.
"Nggak mau, nanti kaki ande perih."
"Nggak pelih kok." Tamir membantah.
"Iya, orang kalau Nayla jatoh dikasih itu." Nayla menyahut.
"Nggak mau, biar aja nanti juga sembuh sendiri." aneh kok aku yang terkesan seperti anak kecil. Tapi penasaran juga kenapa mereka yang sekecil ini bisa tau supaya lukanya cepat kering pake minyak itu.
"Tamir kok tau, kalau luka pake ini."
"Iyalah, olang kalau Tamir luka dikasih itu sama ibu."
Ah, malaikat-malaikat kecilku, dibalik kenakanlan kalian ada jiwa malaikat disana.. ^_^
Kak ande sayang kalian..
Kota Tepian, 12 Agustus 2011
0 komentar:
Posting Komentar