Bias jingga terlihat
lebih menawan dari biasanya. Jingganya memenuhi setiap celah ruang. Namun
sayang keindahan ini tak dapat Bita nikmati. Ada pergulatan batin yang berkecamuk di dalam jiwanya.
Sudah satu jam
berlalu, namun Bita masih saja mematung dibalik jendela. Bertemankan nyanyian
senja dan dering handphone yang sembari tadi mengisi keheningan.
“Sabar sayaaaaang. Ini
ujian untuk kamu......................” salah satu pesan sahabatnya terpampang
dilayar handphone.
Bita
sengaja membagi beban jiwanya kepada 3 orang sahabatnya, setidaknya ia berharap
akan mendapatkan setetes embun yang dapat memadamkan bara dihatinya.
Berkali-kali Bita bertukar pesan singkat dengan sahabat-sahabatnya. Kehadiran mereka
membuat Bita merasa sedikit nyaman karna ia tidak merasa sendiri.
Ah, betapa saat ini
Bita merindukan kebersamaan bersama mereka. Sahabat yang selalu mengajaknya
pada kebaikan. Matanya mulai berkaca-kaca. Namun belum sempat butir bening itu
mangalir, sudah terhapus oleh ketegaran yang kembali terpupuk.
Tak terasa langit
mulai gelap. Pesona jingga memudar bersama hadirnya langit kelabu. Dan
titik-titik kecil air langit menyanyikan nada senja diiringi simponi lirik
kalam cinta-Nya. Tenang dan terasa begitu damai. Bita terlihat mulai menikmati
sejuknya udara senja kali ini.
“Biarkan kegelisahan
itu pergi bersama senja yang berlalu...” lirihnya. Kali ini tak ada air mata,
tak ada ratap nestapa dan bara itu perlahan padam.
“Ketika kamu mulai tidak menyukai seseorang maka ingatlah
kebaikannya.”
Tiba-tiba kalimat itu muncul dibenaknya, seperti seorang
penasehat yang menghadirkan kesejukan diruang hatinya. Entah datang dari mana,
Bita tidak memperdulikan itu. Yang ia lalukan hanya mencoba mengingat-ingat kebaikn
orang lain.
Kota
Tepian, 1 Mei 2012
0 komentar:
Posting Komentar