Setelah membaca beberapa lembaran novel AAC. Entah mengapa aku ingin merangkai kata dari kenangan yang telah terlewati. Kehadiran pertamamu, memberi kekuatan pada jiwaku yang rapuh. Sapa hangat dan untaian nasehatmu mampu mengusap air mata. Aku pikir hanya sampai disitu. Tapi ternyata tidak. Skenario Tuhan membawa aku untuk lebih mengenalmu. Awalnya tidak tau pasti hikmah apa yang tersimpan, namun berjalannya waktu aku mulai dapat meraba maksud Tuhan. Sungguh, aku belajar keteguhan darimu!
Aku adalah seorang anak yang selalu menuntut untuk mendapatkan apa yang aku inginkan. Termasuk bayanganku tetang istana. Aku kerap tersiksa dengan keinginanku untuk dapat menikmati kedamaian dalam istana impian. Istana yang utuh, penuh kedamaian dan kasihsayang. Namun ingin itu berbanding terbaling dengan kenyataan bahwa istanaku tak lagi utuh. Dengan mengenalmu, aku mulai mengerti bahwa banyak istana yang tak sesempurna bayangku. Kesadaran itu membuka mataku, hingga detik ini banyak tersimpan daftar ketidak sempurnaan istana. Nyatanya memang tidak ada istana yang sesempurna banyanganku, setiap istana pasti memiliki sisi yang rapuh. Namun istana dapat terlihat sempurna karna sikap pemilik istana tersebut.
Terimakasih, untukmu yang kusapa ukhti. Pelajaran berharga aku peroleh. Mungkin banyak orang yang memberikanya, namun terasa berbeda karna aku berpikir mereka tidak merasakan apa yang aku rasa. Tapi dari kisahmu, aku menemukan sebuah ketegaran dalam menjalani hidup, meski aku tau kau menahan perih yang teramat dalam. Dari hal itu aku belajar, untuk berhenti menuntut dan menerima alur dari peran yang harus aku jalani.
Jika ada yang mengatakan bahwa tidak ada yang sia-sia didunia ini, maka aku akan membenarkannya. Memang tidak ada yang sia-sia, termasuk alur cerita yang kita jalani. Semua ada hikmahnya dan aku percaya itu!
Kota Tepian, 23 Desember 2011, 23.44 PM
0 komentar:
Posting Komentar