Laporan Praktikum Q

Selasa, 11 Desember 2012

AVICEL


BAHAN TAMBAHAN TABLET (AVICEL)
Dalam Jurnal Berjudul:
PENGEMBANGAN PATI SINGKONG-AVICEL PH 101 MENJADI BAHAN PENGISI CO-PROCESS TABLET CETAK LANGSUNG
Oleh : Yudi Wicaksono dan Nailis Syifa’

Pendahuluan
Pati singkong merupakan bahan tambahan dalam pembuatan tablet yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas kurang baik sehingga tidak dapat digunakan sebagai bahan pengisi tablet cetak langsung. Pati singkong mengandung amilum,  dalam industri farmasi pati singkong  selama ini digunakan sebagai bahan pengikat pengisi dan bahan penghancur. Pati singkong digunakan sebagai bahan pengisi dalam pembuatan tablet secara granulasi saja sedangkan untuk pembuatan tablet secara cetak langsung tidak dapat digunakan karena pati singkong belum mengalami modifikasi umunya memiliki sifat alir yang kurang baik dan kompresibilitas elastis (Hauschild and Picker, 2004). 
Dalam jurnal ini penulis mencoba mengembangkan Co-Process Pati Singkong-Avicel pH 101 untuk bahan pengisi tablet cetak langsung. Co-process sendiri adalah suatu metode atau tehnik untuk menghasilkan suatu eksipien baru dengan cara menggabungkan atau mengkombinasikan dua atau lebih bahan eksipien yang saling melengkapi sehingga eksipien baru ini memiliki sifat yang di inginkan. Dalam proses ini pati singkong di kombinasikan dengan Avicel pH 101 (Gohel, 2005).

Pengertian Avicel
Avicel atau dengan nama lain selulosa mikrokristal. Derivat selulosa merupakan eksipien yang penting dalam farmasi. Salah satu turunan selulosa adalah selulosa mikrokristal (Fechner, et al, 2003; Gohel dan Jogani, 2005). Selulosa mikrokristal diperkenalkan pada awal tahun 1960-an merupakan eksipien terbaik dalam pembuatan tablet secara cetak langsung (Bimte dan Tayade, 2007). Selulosa mikrokristal dibuat dengan cara hidrolisis terkontrol alfa selulosa, suatu pulp dari tumbuhan yang berserat dengan larutan asam mineral encer (Rowe, et al., 2009). Selulosa mikrokristal dapat diperoleh secara komersial dari berbagai kualitas dan merek dagang. Salah satu produk selulosa mikrokristal di perdagangan dikenal dengan merek dagang Avicel. Ada beberapa macam jenis avicel, salah satunya avicel PH 101 (Siregar dan Wikarsa, 2010).
Avicel atau selulosa kristal mikro yaitu zat yang diperoleh dari selulosa kayu melalui hidrolisis asam dan merupakan bahan hasil pemurnian dan pemutihan produk dari lignin, hemiselulosa dan bahan penghantar lainnya. Avicel PH 101 merupakan produk aglomerasi dengan distribusi ukuran partikel yang besar dan menunjukkan sifat alir dan kompresibilitas yang baik. Berupa kristal putih, tak larut dalam air atau asam dan hampir semua pelarut organik, tidak reaktif, “free flowing” dan kompresibel, pada kelembaban tinggi akan melunak tapi bersifat reversible ketika lingkungan berubah kelembabannya. (Banker, et. al, 1980).

Penggunaan dan Fungsi Avicel
Avicel dapat digunakan sebagai bahan pengikat, pengisi, penghancur dan pelicin dalam pembuatan tablet. Pengunaan avicel sebagai bahan pengisi tablet, biasanya digunakan untuk bahan pengisi pada pembuatan tablet granulasi basah dan granulasi kempa langsung. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keterkempaan yang menghasilkan tablet dengan friabilitas rendah dan kekerasan tablet yang baik sehingga menghasilkan kompaktibilitas massa tablet yang baik dan memiliki sifat alir yang baik  karena mempunyai ukuran granul yang besar sehingga dapat memperbaiki sifat alir granul, menambah kekerasan tablet dan memperlama waktu hancur tablet.  Sebagai bahan penghancur avicel cukup baik untuk digunakan, karena bahan ini merupakan tipe ikatan hidragen dimana ikatan tersebut segera lepas oleh adanya air. (Andayana, 2011)
Avicel cocok untuk zat aktif yang peka lembab atau untuk bahan-bahan yang bersifat lekat-lekat atau higroskopis. Untuk obat dengan dosis kecil, avicel digunakan sebagai pengisi dan pengikat tambahan.
Kualitas Co-process PS,A Sebagai Bahan Pengisi Tablet
Untuk melakukan penelitian tersebut digunakan vitamin C sebagai zat aktif yang akan dibuat tablet, sedangkan bahan tambahannya adalah umbi singkong, Avicel  PH  101  (PT. Bratachem),  Croscarmellose  Sodium  (Nichirin Chemical  Industries  LTD.)  dan  Magnesium  stearat (PT. Bratachem). Yang mana kombinasi pati dari umbi singkong dan avicel PH 101 inilah yang akan diuji (Wicaksono, 2008).
            Hal pertama dilakukan adalah mengambil pati singkong dengan cara isolasi singkong. Adapun caranya, sebagai berikut:

  

            Dengan isolasi umbi singkong ini, maka diperoleh pati singkong dengan rendemen pati sebesar 24%. Identifikasi secara makroskopis didapatkan hasil  berupa  serbuk  halus,  kadang-kadang berupa gumpalan kecil, putih, tidak berbau dan tidak  berasa. Sedangkan secara mikroskopis didapatkan hasil berupa butir tunggal agak bulat atau bersegi banyak, hilus di tengah berupa titik, garis lurus atau  bercabang  tiga,  lamela  tidak jelas, konsentris, butir majemuk sedikit. Hasil identifikasi  ini  memiliki  identitas  yang  sama dengan  identitas pati singkong dalam  literatur. Sehingga pati ini layak digunakan pada Co-processing. Co-processing dilakukan dengan mengkombinasikan pati singkong dan avicel PH 101 dengan perbandingan tertentu (Wicaksono, 2008).

Tabel 1. Kombinasi Pati Singkong dan Avicel PH 101
Bahan
Kombinasi (%)
CP 1
CP 2
CP 3
CP 4
Avicel PH 101
-
20
30
40
Pati singkong untuk digranul
95
75
65
55
Pati singkong untuk pasta
5
5
5
5
Jumlah bahan (%)
100
100
100
100
                       
Berdasarkan dengan kombinasi pada tabel diatas dilakukan Co-processing dengan cara sebagai berikut:



   Pengayakan ini berfungsi untuk mengetahui ukuran granul yang dihasilkan. Jika ukuran granul tidak sesuai denagn yang diharapkan maka akan mempengaruhi kecepatan aliran dan penyebaran granul. Ukuran granul yang tidak sesuai akan menyebabkan sumbing atau retak-retak pada permukaan tablet.
Sedangkan dimasukkannya Co-process kedalam lemari pengering bertujuan  untuk menghilangkan air yang biasa menyebabkan tablet lembab dan rapuh. Karena jika ada air dalam jumlah banyak dalam sediaan akan sulit dalam pencetakan tablet sehingga tablet yang akan dicetak akan lengket pada cetakan. Selain itu kadar air dalam jumlah banyak juga dapat menyebabkan penempelan pada die, ketidakseragaman bobot dan ketidakseragaman kandungan. Rapi jika kadar air terlalu sedikit akan menyebabkan laminating atau capping.
Untuk memastikan kelayakan Co-process untuk digunakan. Co-process PS,A yang telah dihasilkan, harus diuji terlebih dahulu.  Pengujian sifat mekanik-fisik Co-process PS,A yaitu kecepatan alir dan sudut diam, distribusi ukuran partikel, berat jenis, dan Tapping index. Dari  hasil  pengujian  tersebut  tampak bahwa Co-process PS,A dari  CP1, CP2, CP3, dan  CP4  memiliki  sudut  diam  antara  31,70°, 33,69º sehingga keempat formula memiliki sifat alir  agak  baik.  Sifat  alir  Co-process  PS,A  dari semua  formula  tersebut  jika  ditinjau dari kecepatan alirnya maka semuanya memiliki sifat alir  yang  kurang  baik  karena  persyaratan kecepatan  alir  yang  baik  adalah  >10  g/detik (Sulaiman,  2007).  Kecepatan  alir  suatu  serbuk atau  granul  antara  lain  dipengaruhi  oleh distribusi ukuran, bentuk dan jumlah fines. Co-process PS,A CP1, CP2, CP3, dan CP4 memiliki sifat  alir  yang  kurang  baik  karena  proses pembentukan  granulnya  dilakukan  dengan pengayakan  sehingga  granul  yang  terbentuk tidak dapat sferis. Disamping itu, sifat alir dari Co-process  PS,A  tersebut  tidak  cukup  baik karena  distribusi  ukuran  co-process  PS,A  CP1, CP2, CP3, dan CP4 sebagian besar berukuran < 179  µm.  Namun  demikian  sifat alir co-process PS,A tersebut jika ditinjau dari nilai tapping  index  maka  CP1,  CP2,  dan  CP3 mempunyai sifat alir yang baik, sedangkan CP4 mempunyai sifat alir sangat baik (Aulton, 2002).
Hasil Co-process PS,A ini diperoleh 4 CP yaitu CP1, CP2, CP3 dan CP4. Ke empat macam CP ini akan digunakan sebagai bahan pengisi pada pembuatan tablet vitamin C dengan metode cetak langsung, menggunakan formula tertera pada tabel 2. 
Tabel 2. Formula tablet vitamin C
Bahan
(Fungsi)
Berat (mg)
F1
F2
F3
F4
Vitamin C (Bahan Aktif)
115
115
115
115
Co-process PS,A (Bahan Pengisi)
230
230
230
230
Croscarmellose Sodium (Bahan Penghancur)
3
3
3
3
Magnesium stearat 2% (Bahan Pelincir)
6,96
6,96
6,96
6,96
Berat Tablet
354,96
354,96
354,96
354,96
            Adapun cara formulasi tersebut sebagai berikut:



            Tablet yang dihasilkan akan diuji untuk mengetahui kualitas Co-process sebagai bahan pengisi. Jika tablet yang dihasilkan memenuhi persyaratan maka Co-process dapat digunakan untuk pembuatan tablet vitamin C tapi jika tidak sesuai persyaratan maka Co-process tidak baik untuk digunakan. Adapun uji yang dilakukan dan hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Hasil evaluasi Co-process sebagai bahan pengisi
Pengujian
F1
F2
F3
F4
Kekerasan (kP)
2,67±0,22
3,10±0,17
4,64±0,33
4,97±0,23
Kerapuhan (%)
1,24±0,05
0,76±0,03
0,70±0,02
0,52±0,03
Waktu Hancur (mnt)
1,09±0,02
1,16±0,03
1,28±0,02
1,46±0,03
Keseragaman Kadar
memenuhi
memenuhi
memenuhi
Memenuhi
(% kadar)
97,01±1,36
96,39±2,02
96,75±2,20
95,71±2,74
            Dari tabel diatas dapat diketahui formulasi tablet tang paling baik adalah F3 dan F4. Hal ini karena tablet  hasil  dari  F3 dan F4 memenuhi persyaratan kekerasan yaitu masing-masing berturut-turut  kekerasannya 4,64±0,33  kp  dan  4,97±0,23  kp. Dimana pada literatur tertera syarat kekerasan tablet adalah 4,8 kp. Dari  hasil pengujian  kekerasan  tablet  tampak  bahwa kekerasan  tablet  meningkat  secara  signifikan (α=95%) dengan meningkatnya jumlah Avicel PH  101  dalam  co-process  PS,A.  Hal  ini dikarenakan  Avicel  PH  101  memiliki  sifat deformasi  plastis  sehingga  memiliki kompresibilitas  cukup  baik  dan  berfungsi sebagai pengikat (Ohwoavworhua et al. 2007).

Kesimpulan
            Dari hasil penelitian yang penulis lihat pada jurnal, dapat disimpulkan bahwa pati  singkong  dapat  dikembangkan menjadi eksipien co-process  untuk bahan pengisi tablet  cetak  langsung  dengan  Avicel  PH  101 menggunakan  perbandingan  pati  singkong, Avicel  PH  101  (70:30)  atau  (60:40)  sehingga dapat  menghasilkan  sifat  mekanik-fisik  yang baik  dan  sifat  tabletasi  yang  dapat  memenuhi persyaratan.

DAFTAR PUSTAKA
Andayana. Nutwuri, 2011, http://andayana.wordpress.com/, Diakses tanggal 24 Desember 2011 pukul 12.21 WITA di Samarinda.
Aulton, M. E., 2002, Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design, Churcill Livingstone, New York.
Gohel, M. C, 2005, A Review of Co,processed Directly Compressible Excipients. J. Pharm Sci, Vol 8, no. 1: 76,93.
Ohwoavworhua, F.O., Adelakun, T.A., and Kunle, O. O., 2007, A Comparative Evaluation of the Flow and Compaction Characteristics of á,Cellulose obtained from Waste Paper, Trop J Pharm Res, March, 6 (1), 645,651.
Rowe,  R.  C.,  Sheskey,  P.  J.,  and  Weller,  P.  J.,  2003,  Handbook  of  Pharmaceutical  Excipients  Fourth Edition, Pharmaceutical Press, London.
Sulaiman, T. N. S., 2007, Teknologi  dan  Formulasi  Sediaan  Tablet, Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

0 komentar: