Laporan Praktikum Q

Rabu, 14 November 2012

TABLET SALUT KEMPA


Pendahuluan
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet-tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya (Ansel, 1989).
Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian obat-obat secara oral dan kebanyakan dari tablet ini dibuat dengan penambahan zat warna, zat pemberi rasa dan lapisan-lapisan dalam berbagai jenis. Tablet lain yang pengunaannya dengan cara sublingual, bukal atau melalui vagina, tidak boleh mengandung bahan tambahan seperti pada tablet yang digunakan secara oral (Ansel, 1989).
            Tablet dibuat terutama dengan cara kompresi atau kempa. Sejumlah tertentu dari tablet dibuat dengan mencetak. Tablet yang dibuat secara kompresi menggunakan mesin yang mampu menekan bahan berbentuk serbuk atau granul dengan menggunakan berbagai bentuk punch atau ukuran dan die (Ansel, 1989).
            Berdasarkan perbedaan cara pemakaian, metode pembutan, distribusi obat dalam tubuh dan jenis bahan penyalut, maka terdapat beberapa jenis tablet salah satunya adalah tablet salut kempa.

Pengertian
Tablet kempa adalah tablet yang dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran dan lubrikan, tetapi dapat juga mengandung bahan pewarna dan lak (pewarna yang diabsorpsikan pada alumina hidriksida yang tidak larut) yang diizinkan, bahan pengaroma dan bahan pemanis (Syamsuni, 2006).
            Tablet salut kempa adalah tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa granulat yang terdiri dari laktosa, kalsium fosfat dan zat lain yang cocok. Mula-mula dibuat tablet inti, kemudian dicetak kembali bersama granulat kelompok lain sehingga terbentuk tablet berlapis ( multi layer tablet ) (Syamsuni, 2006).
            Hasilnya menjadi tablet dengan beberapa lapisan atau tablet di dalam tablet, lapisan dalamnya menjadi inti dan lapisan luarnya disebut kulit. Pada umumnya tiap lapis diberi warna yang berbeda sehingga berlapis-lapis dan berwarna-warni. Pada pembuatan tablet berlapis yang mempunyai inti bagian dalam, mesin khusus diperlukan untuk menempatkan inti dalam ini ditengah-tengah campuran bahan obat kedua yang dimasukkan ke dalam cetakan yang sama pula (Ansel, 1989).
Dalam tablet berlapis (multi layer tablet), dua atau lebih  lapisan granulat digabung menjadi satu cetakan kecil. Obat yang tak tersatukan diracik terpisah dalam granulat yang berbeda, yang langsung dapat dicetak menjadi satu cetakan kecil (Voigh, 1994).

Tujuan Tablet Salut Kempa
            Formulasi sediaan memiliki tujuan masing-masing, adapun tujuan dari pembuatan tablet salut kempa, diantaranya yaitu:
1.      Untuk campuran obat mengandung unsur obat yang berbeda dan dipisahkan satu dengan lainnya karena tidak tersatukan.
2.      Untuk menyediakan obat yang pengelepasannya dalam dua tingkatan.
3.      Untuk penampilan tablet berlapis yang unik (Voigh, 1994).

Keuntungan Penyalutan Tablet
            Meskipun pembuatan tablet bersalut membutuhkan waktu sangat panjang dan energi yang besar daripada sediaan obat peroral lainnya sehingga biayannya pun mahal, akan tetapi sediaan obat ini tetap dibuat dan penting artinya. Banyak alasan yang menyebabkan penyalutan tablet menjadi sangat berarti dan dalam beberapa kasus, bahkan tidak dapat dihindari. Beberapa keuntungannya dapat disebutkan berikut ini:
1.      Menutupi rasa atau bau yang tidak enak (tujuan semula dari penyalutan).
2.      Melindungi obat terhadap pengaruh luar (oksigen udara, kelembaban udara).
3.      Menguatkan daya tahan terhadap pengaruh beban mekanis.
4.      Melindungi obat terhadap inaktivasi atau perusakan oleh asam lambung (salutan tahan cairan lambung).
5.      Melindungi pasien dari pengaruh obat, yang mengiritasi mulut atau selaput lendir lambung.
6.      Memberi kemudahan yang lebih baik pada saat ditelan karena permukaan yang datar dan sisi yang tidak tajam.
7.      Efek kerja psikologis yang positif dari warna, kilap dan bentuk bagi pasien akan obat berasalut (alasan astetis).
8.      Memberi kemungkinan yang lebih baik untuk dapat membedakan atau mengidentifikasi preparat-preparat melalui warna penyalut yang berlainan jenis (mengurangi bahaya tertukar).
9.      Memungkinkan pembuatan tablet bersalut dengan pelepasan obat yang dapat dikontrol (pelepasan dihambat atau pelepasan bertahap pada preparat depo).
10.  Menutupi warna permukaan yang tidak seragam akibat proses pembuatan inti (tampak inti berbintik-bintik oleh pengunaan granulat yang warnanya berbeda) (Voigh, 1994).

Kerja Tablet Salut Kempa dalam Tubuh
Tablet berlapis (multi layer tablet) dinilai sangat cocok untuk memperoleh kerja diperlama. Sehingga tablet ini sering dipergunakan untuk pengobatan secara repeat action.
Repeat action merupakan istilah distribusi obat dalam tubuh yang bekerja secara sistemik dalam jangka waktu yang panjang. Dimana granul-granul dari kelompok yang paling lama pecahnya dicetak dahulu menjadi tablet inti (core tablet). Kemudian granul-granul yang kurang lama pecahnya dimampatkan di sekeliling kelompok pertama sehingga terbentuk tablet baru. Hal ini dapat dicapai melalui praparasi sebagian bahan obat, misalnya dengan menggunakan graulat bersalut bahan lipoid (Syamsuni, 2006).
            Pengelepasan obat dari bentuk sediaannya dapat dengan sengaja diperlambat supaya obat dapat sampai pada usus mengingat beberapa alasan. Diantaranya yaitu:
1.    Obat dirusak oleh cairan lambung atau dapat juga menimbulkan rangsangan (iritasi) yang berlebihan pada lambung atau obat yang menimbulkan rasa mual atau mungkin obat lebih baik diabsorpsi dalam usus daripada dalam lambung. Tablet disalut sehingga tetap utuh dalam lambung dan baru memberikan obatnya pada usus.
2.    Untuk obat yang terdiri dari bahan yang tergantung pada pH dan hancur dalam usus dimana suasananya kurang asam, atau mungkin juga salutan ini dikikis akibat lembab dan berdasarkan waktu yang sama dengan waktu yang dibutuhkan tablet untuk sampai diusus.
3.    Obatrusak akibat kerja hidrolisis katalis suatu enzim dalam usus (Ansel, 1989).

Pembuatan Tablet Salut Kempa
            Tablet salut kempa lebih cepat pembuatannya dan lebih ekonomis dibanding dengan tablet salut lainnya. Tetapi proses pembuatannya harus bebas lembab serta tidak terjadi inkompatibilitas tablet karena lembab. Tablet inti yang sudah mengalami proses pengempaan, lalu dikempa kembali dengan granul halus dan kering sekitar tablet ini, sehingga tablet ini juga sering disebut tablet dalam tablet  (Anief, 2000).
Dalam tablet berlapis banyak (multi layer tablet),dua atau lebih lapisan granulat digabung menjadi satu cetakan kecil. Obat yang tak tersatukan, diracik terpisah dalam granulat yang berbeda, yang langsung dapat dicetak menjadi satu cetakan kecil. Kadang-kadang dapat dilakukan pemisahan melalui lapisan granulat netral (Voigh, 1994).
Untuk memperoleh pemisahan lapisan secara tegas didalam sebuah tablet, ukuran dari butiran granulat harus sama (0,15–1 mm) dan ukuran butiran sebaiknya lebih kecil dari separuh tebal lapisan. Penambahan sedikit bahan pelincir dan penggunaan bahan pengikat yang akan seragam untuk seluruh granulat merupakan syarat utama untuk hal itu, sehingga pada saat mengalami beban mekanis (pengemasan, pengangkutan) tidak mengalami pemisahan lapisan (Voigh, 1994).
Untuk membuat tablet berlapis banyak, dibutuhkan mesin khusus, yang prosesnya menyerupai mesin cetak berputar pada umumnya, dimana granulat yang dibutuhkan untuk masing-masing lapisan dialirkan dari corong pengisi terpisah kedal ruang pencetakan untuk memperoleh pemisahan lapisan yang tegas. Setiap lapisan mula-mula dilakukan kompresi akhir untuk mengempa keseluruh tablet (Voigh, 1994).
Proses pembuatan tablet salut kempa, dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu:
1.      Inti tablet dikempa pada mesin standar lalu dipindahkan ke dalam alat salut kempa (compression coater).
2.      Tipe yang kedua ini pada dasarnya merupakan dua mesin berputar terdiri dari corong yang mendorong tunggal dan alat pemindah sehingga pengempaan inti dan penyalutan merupakan siklus yang teratur. Tablet multilayer menggunakan prinsip sama dengan pembuatan tablet salut kempa (Anief, 2000).
Adapun tahapan pembuatan tablet salut kempa secara skematis adalah sebagai berikut:
Kapasitas produksi maksimal setiap jam untuk membuat tablet berlapis dua atau tiga, tergantung dari jenis mesinnya, dapat mencapai 35.000-90.000 tablet (Voigh, 1994).
Dalam hal ini dosis obatnya besar, maka granul pertama dari bahan dapat mengandung bahan obatnya sendiri. Kemudian beberapa dari butir-butir atau granul yang belum disalut dimasukkan untuk disiapkan menjadi dosis yang segera melepaskan obatnya begitu dipakai, maka kepada granul yang belum disalut ini, (2/3 3/4 granula) disalut dengan bahan berlemak seperti lilin tawon atau bahan selulosa seperti etilselulosa, sebagai granul bersalut tebal sebagian lagi tipis. Lalu butir-butir atau granul dengan ketebalan penyalutan yang berbeda-beda dicampur dalam proporsi yang diinginkan supaya tercapai hasil campuran yang tepat. Bahan penyalut ini dapat juga diberi warna dengan zat pewarna, butir-butir yang ketebalan penyalutnya berbeda-beda akan lebih tua warnanya dan dapat dibedakan dari yang bersalut tipis dan warnanya ebih muda. Apabila granul ini dicampur secara baik maka dapat juga dibuat menjadi tablet. Ketebalan penyalut yang berbeda-beda dan macam bahan yang digunakan akan dicerminkan oleh kemampuan kecepatan cairan tubuh menembus penyalut dan melarutkan obat yang terdapat dalam penyalutan. Sebenarnya semakin tebal penyalutan semakin sukar ditembus dan semakin lambat oabat dapat dilepaskan. Granula obat dengan ketebalan penyalut berbeda-beda pada waktu sekarang ini dapat membentuk sediaan obat yang bersifat sustained-release (Ansel, 1989).
            Metode ini mengurangi pemborosan waktu dan pekerjaan yang membosankan. Penyalutan dengan tekanan merupakan pekerjaan dalam keadaan bebas air, karena itu cukup aman bagi penyalutan bahan-bahan obat yang peka terhadap lembab air. Hasil penyalutan dengan metode ini lebih seragam dan tipis dibandingkan dengan salut gula yang dalam melakukannya menggunakan bejana, sehingga tabletnya pun lebih ringan dan lebih kecil, maka lebih mudah pula ditelan oleh pasien dan lebih murah biaya pengemasan dan pengapalannya (Ansel, 1989).

Inti Tablet Bersalut
            Pada hakekatnya sebagai inti dapat digunakan tablet dan butir granulat. Hanya inti semacam itu yang cocok untuk penyalutan yang memiliki stabilitas fisika mencukupi, untuk bertahan terhadap beban mekanis daam panci penyalut (beban guliran dan beban gesekan) atau dalam bet berpusing (beban tumbukan). Dilain pihak tetap menjamin kehancuran tablet yang baik. Oleh karena ukuran inti akan meningkat akibat adanya lapisan penyalut, ukurannya harus dipertahankan dalam batas tertentu, agar tidak mempersulit penggunaannya (masa dari inti <0,5 g). Akan tetapi yang lebih diutamakan adalah bahwa inti mampu bergulir dengan baik didalam panci. Oleh kerena itu inti tidak boleh mempunyai bidang datar. Yang sangat cocok sebagai inti tablet bersalut adalah bentuk-bentuk bundar telur atau bundar bikonveks attau oval bikonveks dengan tinggi sisi yang rendah. Jenis tablet yang berbentuk cembung atas dasar lengkungannya tidak memiliki sisi-sisi tajam, sehingga mudah bergulir di dalam panci penyalut dan cenderung hanya sedikit mengalami keausan, dinyatakan sebagai tablet bersalut cembung. Pada penyalutan melalui cara bet berpusing, bentuk inti, kurang penting artinya. Selanjutnya inti tidak boleh berdebu. Suatu per luasan inti (misalnya pembengkakan) tidak boleh muncul, oleh karena dapat menyebabkan hancurnya inti secara prematur. Inti-inti yang pecah harus dihilangkan sebelum penyalutan. Selanjutnya juga diperhatikan, bahwa cetakan kecil tidak terlalu lunak. Kondisi permukaan yang berpori dapat menyebabkan ilfiltrasi cairan penyalut ke dalam inti yang tidak dikehendaki (Voigh, 1994).

Granula
            Dalam pembuatan tablet, zat berkahsiat, zat-zat lain, kecuali zat pelicin dibuat granul (butiran kasar), karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan tablet dengan baik, maka dibuat granul agar mudah mengalir (free flowing) mengisi cetakan serta menjaga agar tidak retak (capping) (Anief, 2000).
Granula adalah gumpalan-gumpalan dari partikel-partikel yang lebih kecil. Umumnya berbentuk tidak merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar. Ukuran biasanya berkisar antara ayakan 4-12, walaupun demikian granula dari macam-macam ukuran lubang ayakan mungkin dapat dibuat tergantung pada tujuan pemakaiannya (Ansel, 1989).
            Umumnya granula dibuat dengan cara melembabkan serbuk yang diinginkan atau campuran serbuk yang digiling dan melewatkan adonan yang sudah lembab pada celah ayakan dengan ukuran lubang ayakan yang sesuai dengan ukuran granula yang ingin dihasilkan. Sehingga partikel yang lebih besar berbentuk dan mengering oleh pengaruh udara atau di bawah panas (sesuai sifat obat yang memungkinkannya) sambil bergerak di atas nampan pengering untuk menghindari perekatan granula garanula dapat juga diolah tanpa memakai pelembapan, caranya dengan menyalurkan adonan dari bahan serbuk yang ditekan melalui mesin pembuat granula (Voigh, 1994). Selain itu cara membuat granul ada 2 macam, yaitu:
1.    Granulasi Basah
Dilakukan dengan mencampurkan zat berkahsiat, zat pengisi dan zat penghancur sampai homogen, lalu dibasahi dengan larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan pewarna. Setelah itu diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam almari pengering pada suhu 40o-50o. Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperluka dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet. Cara granulasi basah menghasilkan tablet yang lebih baik dan dapat disimpan lebih lama dibanding cara granulasi kering (Syamsuni, 2006).
2.    Granulasi kering atau disebut slugging atau pre compression
Dilakukan dengan mencamour zat berkhasiat, zat pengisi, zat penghancur, serta jika perlu ditambahkan zat pengikat dan zat pelicin hingga menjadi massa serbuk yang homogen, lalu dikempa pada tekanan tinggi, sehingga menjadi tablet besar (slugging), yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Akhirnya dikempa cetak menjadi tablet yang dikehendaki dengan mesin tablet. Keuntungan granulasi kering, yaitu tidak diperlukan panas dan kelembapan dalam proses granulasi kering ini serta penggunaan alatnya lebih sederhana, sedangkan kerugiannya adalah menghasilkan tablet yang kurang tahan lama dibandingkan dengan cara granulasi basah (Syamsuni, 2006).
            Granula mengalir baik dibanding dengan serbuk, untuk tujuan perbandingan, perhatikan sifat aliran gula waktu dituangkan antara yang berbentuk gumpalan serbuk. Karena kekhususan ini pembuatan granula biasanya dilakukan diwaktu campuran serbuk akan dikempa menjadi tablet. Aliran seperti ini memungkinkan bahan tadi bergerak bebas dari hopper atau wadah adonan ke dalam cetakan tablet (Voigh, 1994).
            Bentuk granula biasanya lebih stabil secara fisik dan kimia daripada serbuk saja. Setelah dibuat dan dibiarkan beberapa waktu, granul tidak segera mengering atau mengeras seperti balok bila dibandingkan dengan serbuknya. Hal ini karena luas permukaan granul lebih kecil dibandingkan dengan serbuknya. Granul biasanya lebih tahan terhadap pengaruh udara. Selama granul mudah dibasahi (wetted) oleh pelarut daripada beberapa macam serbuk yang cenderung akan mengambang di atas permukaan pelarut, sehingga granula lebih disukai untuk dijadikan larutan (Voigh, 1994).
            Variasi dalam perbandingan granul kecil dan granul besar dan variasi dalam besaran dari perbedaan ukuran granul memengaruhi cara pengisian ruang celah antara partikel-partikel. Jadi, walaupun volume sebenarnya dalam lubang kempa pada dasarnya sama, perbandingan (proporsi) partikel besar dan kecil yang berbeda dapat mengubah bobot isi dalam tiap lubang kempa. Selanjutnya, jika granul besar digunakan untuk mengisi lubang  kempa yang kecil, granul yang diperlukan relatif hanya sedikit. Sedikit perbedaan dari rata-rata ukuran granul dapat menimbuklan variasi persentase bobot yang tinggi. Jika rata-rata ratusan granul diperlukan untuk mengisi lubang kempa, sedikit variasi dari rata-rata ukuran granul akan menghasilkan variasi bobot yang kecil, asalkan rentang ukuran partikel sempit (Siregar, 2010).
            Persyaratan yang ditempatkan pada sebuah granulat adalah sebagai berikut:
1.      Dalam bentuk dan warna yang sedapat mungkin teratur
2.      Sedapat mungkin memiliki distribusi butir yang sempit da n  mengandung
3.      bagian berbentuk serbuk lebih dari 10%
4.      Memiliki daya luncur yang baik 
5.      Menunjukkan kekompakan mekanis yang memuaskan
6.      Tidak terlampau kering (sisa lembab 3 - 5 %)
7.      Hancur baik didalam air (Voigt, 1994).

Macam-Macam Kerusakan pada Pembuatan Tablet
1.      Binding yaitu kerusakan tablet akibat massa yang akan dicetak melekat pada dinding ruang cetakan.
2.      Sticking/picking yaitu pelekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah akibat permukaan punch tidak licin, ada lemak pada pencetak, zat pelicin kurang atau massa basah.
3.      Whiskering terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan atau terjadi pelelehan zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi. Akibatnya, pada penyimpanan dalam botol, sisi-sisi yang berlebih akan lepas dan menghasilkan bubuk.
4.      Splitting/capping
Splitting adalah peristiwa melepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada bagian tengah. Sedangkan capping yaitu membelahnya tablet di bagian atas. Penyebabnya adalah:
-   Daya pengikat dalam massa tablet kurang.
-   Massa tablet terlalu banyak fines, terlalu banyak mengandung udara sehingga setelah dicetak udara akan keluar
-   Tenaga yang diberikan pada pencetakan tablet terlalu esar sehingga udara yang berada di atas massa yang akan dicetak sukar keluar dan ikut tercetak.
-   Formulannya tidak sesuai.
-   Die dan punch tidak rata.
5.      Mottling terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan tablet.
6.      Crumbling yaitu tablet menjadi retak dan rapuh. Penyebabnya adalah kurang tekanan pada pencetakan tablet dan zat pengikatnya kurang (Syamsuni, 2006).

Masalah yang Timbul dalam Penyalutan
1.    Pengupilan (picking) adalah pelepasan fragmen lapis tipis penyalut dari permukaan tablet yang disalut.
Penyebabnya adalah :
-     Pengeringan yang tidak cukup baik
-     Penyemprotan yang dilakukan berlebihan
Pencegahannya:
-     Dengan menurunkan kecepatan penyemprotan
-     Meningkatkan suhu pengeringan, menurunkan konsentrasi larutan penyalut
-     Penambahan gula lebih dari 10% dari bobot polimer dalam larutan.
2.    Keretakan: terlihat selama penyalutan atau penyimpanan tablet yang sudah disalut.
       Penyebabnya :
Tegangan di dalam lapisan penyalut lebih besar dari rentang dan adhesi dari larutan penyalut.
Pencegahannya:
-     Penambahan plasticizer lebih dari 20% berat HPMC
-     Menggunakan HPMC viskositas tinggi
-     Memperbaiki kerapuhan tablet inti
3.    Pembentukan jembatan: hal ini terjadi karena pengaruh adhesi pada permukaan tablet yang bergaris atau ada huruf logo yang terletak pada permukaan. Pencegahan dengan penambahan PEG 6000 dalam jumlah 20-30% dari berat HPMC.
4.    Burik (molting): cacat dimana warna tidak terkontribusi secara homogen pada permukaan tablet. Pencegahannya dengan mendispersikan zat warna secara homogen dalam larutan penyalut.
5.    Pengelupasan (orange peel) merupakan tahap lanjut dari tahap pengupilan.
       Penyebab:
-   Formula larutan penyalut yang tidak sesuai
-   Operasi penyalutan yang tidak baik
-   Terjadi penetesan larutan dari alat penyemprot
       Pencegahan:
-   Menurunkan konsentrasi polimer
-   Menurunkan kecepatan penyemprotan
6.    Variasi warna antar tablet hal ini terjadi karena variasi antar tablet dari sejumlah tablet yang disalut.
       Pencegahan:
-   Pengaturan formulasi larutan penyalut
-   Digunakan penyalutan dengan prinsip ”fluidized bed”(Aulton, 1988).

Sifat dan Kualitas Tablet Kempa
            Ciri-ciri fisik tablet kempa cukup dikenal, ada tablet yang bundar, lonjong dan ada juga segi tiga. Ada tablet yang tebal dan lainnya tipis. Ada tablet yang diameternya tipis. Ada tablet yang diameternya lebih besar dari yang lainnya. ada yang datar sedang lainnya bervariasi cekung, cembungnya. Ada yang diberi garis menjadi 2 atau 4 bagian. Ada pula yang diukir dengan simbol pabrikny, atau/dan kode produksinya yang diproduksi dalam berbagai warna, supaya nmudah dibedakan (Ansel, 1989).
            Bentuk dan garis tengah ditentukan oleh punch dan die yang digunakan untuk menggempa tablet. Bila punch-nya kurang cembung maka tablet yang dihasilkan datar, sebaliknya semakin cekung punch ini semakin cembung tablet yang dihasilkan. Punch yang mempunyai simbol yang menonjol akan menghasilkan simbol yang menonjol ke dalam pada tabletnya, punch yang mempunyai ukuran yang menonjol ke dalam akan mengahasilkan tablet dengan simbol atau monogram yang menonjol ke luar, monogram dapat ditempatkan pada salah satu atau kedua sisi dari tablet tergantung pada dipakainya punch yang ada monogramnya berada di bawah dan/atau diatas (Ansel, 1989).
            Sebagai tambahan dari sifat-sifat tablet di atas, yang diketahi oleh para ahli farmasi tapi tidak dikenal oleh orang awam adalah tetang persyaratan fisik lainnya. Termasuk dalam hal ini, berat tablet, tebal tablet, kekerasan tablet, daya hancur tablet, keseragaman dari isi/kandungan dan uuntuk beberapa tablet kelarutan dari tablet. Faktor-faktor ini harus diperiksa selama proses produksi satu batch produksi berikutnya untuk menjamin keseragaman bukan hanya penampilannya saja tetapi juga efek terapinya (Ansel, 1989).
           
Variasi Bobot Tablet
            Variasi bobot tablet merupakan salah satu ukuran kendali yang penting dalam proses (in-process) dan spesifikasi variasi bobot telah diberikan. Bobot tablet ditentukan oleh jumlah granul dalam lubang kempa sebelum sediaan dikempa. Karena itu setiap hal yang dapat mengubah proses pengisian lubang kempa dapat meruah bobot tablet dan  menimbulkan variasi bobot (Siregar, 2010).
 Penyebab
Solusi
Ukuran granul yang tidak sesuai
Ganti ukuran granul, biasanya granul kecil untuk tablet yang lebih kecil
Bentuk granul
Buat granul sebulat mungkin dengan meniadakan ruang udara yang tidak seimbang

Kandungan fines

Proporsi fines hendaknya dibuat kurang dari 20% granul
Perbedaan volume
Pengisian volume dalam lubang kempa hendaknya sedekat mungkin dengan hilangnya bobot jenis volume
Pengendalian aliran
Pilihan dan kuantitas lubrikan dapat diganti untuk mengendalikan aliran granul. Biasanya lubrikan sebanyak 1-5% sudah cukup
Muatan elekrostatik
Hal ini dapat dihilangkan dengan menyemprot granul dengan airuntuk meningkatkan konduktivitasnya agar elektrisitas dialirkan ke sekeliling mesin dan bumi
Kelembapan
Jika granul terlalu basah, keringkan kembali granul
Faktor mekanik
1.    Kecepatan pengempaan yang berlebihan
2.    Getaran dalam corong
3.    Rendahnya kemampuan mengerahkan gerakan granul

Kurangi kecepatan

Gunakan bantalan absorbsi corong
Ganti pengisi dan tutp yang usang

Persyaratan Tablet yang Sudah Disalut
Tablet yang disalut haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan, diantaranya:
1.      Permukaan tablet harus benar-benar licin.
2.      Lapisan penyalut harus stabil dan tidak cacat.
3.      Pewarnaan yang homogen pada lapisan tipis yang berwarna dan tidak boleh terjadi migrasi zat warna ke dalam inti tablet.
4.      Lapisan penyalut tidak boleh menunjukkan sifat mudah pecah dan retak.
5.      Penyalutan harus dapat melindungi tablet inti terhadap pengaruh udara kelembaban dan cahaya.
6.      Penyalut harus mempunyai rasa yang menyenangkan dan dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari tablet inti.
7.      Pada umumnya lapisan penyalut harus melarut dalam media cairan lambung dengan waktu sesingkat mungkin.
8.      Penyalutan yang digunakan tidak boleh merusak atau mengurangi aktivitas bahan obat (Martin, et. al., 1993).

Pengujian
            Pengujian tablet bersalut meliputi baik inti tablet maupun tablet salutnya sendiri. Metode pengujian tablet bersalut khususnya diuji kekompakan mekanisnya (kekompakan patahan dan kekompakan keausan), mengingat beban yang dialami selama proses penyalutan, harganya harus lebih tinggi daripada tablet biasa. Dilain pihak, meskipun kekompakan intinya tinggi namun tetap memiliki daya hancur yang baik, yang dapat dikontrol melalui pengujian daya hancur. Selain itu, penentuan porositas memungkinkan diperolehnya informasi tentang kualitas inti. Porositas yang rendah menjamin kekompakan cetakan kecil dan mencegah infiltrasi cairan penyalut kedalam inti, namun demikian, peran porositas terhadap daya hancur tidaklah nyata. Pada porositas yang sangat rendah bahan penghancur menjaddi tidak efektif (Voigh, 1994).
            Farmakope-farmakope umumnya hanya menguji tablet bersaut. Farmakome mensyaratkan suatu pengujian terhadap penampilan. Jadi tablet bersalut harus seragam dalam ukuran, bentuk dan warna, permukaan yang utuh dan rata. Pengukuran garis tengah, tinggi dan jari-jari lengkungan tablet bersalut meengkapi pengujian visual. Identitas warna yang objektif, yang disyaratkan untuk memastikan homogenitas dengan menggunakan kartu warna DIN. Karakteristik eksak dari tingkat kilap permukaan dilakukan dengan menggunakan pengukuran secara fotometrik atau spektrometrirefleksi (Voigh, 1994).
            Disamping syarat yang berkaitan dengan sedikitnya bakteri dan konstannya berat, farmakope-farmakope juga menuntut pengujian daya hancur. Umumnya digunakan cairan tubuh buatan sebagai media ujianya. Waktu hancur untuk tablet bersalut adalah wajar jika lebih tinggi daripada tablet biasa. Untuk tablet bersalut tahan cairan lambung buatan dan akhirnya dalam cairan ususbuatan. Pengujian tablet bersalut setelah penyimpanannya dalam lemari beriklim pada lembab relatif udara tertentu atau setelah disinari cahaya intensif memberikan petunjuk tentang satbilitas penyimpanan, juga pada kondisi lainnya (Voigh, 1994).

Pengemasan dan Penyimpanan Tablet
            Tablet sangat baik disimpan dalam wadah yang tertutup rapat di tempat dengan kelembapan nisbi yang rendah, serta terlindungi dari temperatur tinggi. Tablet khusus yang cenderung hencur bila kena lembab dapat disertai pengeringan dalam kemasannya. Tablet yang dirusak oleh cahaya disimpan dalam wadah yang dapat menahan masuknya tablet yang disimpan secara tepat dapat stabil dalam beberapa tahun, dengan sedikit kekecualian (Ansel, 1989).
            Dalam kebanyakan hal penyalutan obat, ahli farmasi diharapkan menggunakan jenis wadah yang sama yang telah dipersiapkan dalam produk-produk hasil pabrik,dan pasien dinasehati supaya memelihara obat pada wadah yang diterimanya. Kondisi-kondisi penyimpanan yang tepat sebagaimana diperlukan ole beberapa obat tertentu harus dijaga oleh ahli farmasi dan pasien serta memperhatikan tanggal kadaluarsanya (Ansel, 1989).










DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh, 2000, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik, Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
Ansel. Howard C, 1989, Pengatar Bentuk Sediaan, UI-Press: Jakarta.
Aulton, M, E, 1988, Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design, Churchill Livingstone Inc: New York.
Martin, A., James, S., & Arthur, C, 1993, Farmasi Fisik, UI-Press: Jakarta.
Siregar. Charles J. P, 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet. EGC: Jakarta.
Syamsuni. H. A, 2006, Ilmu Resep, EGC: Jakarta.
Voigh. Rudolf, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gajah Mada University Press: Yogyakarta.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

sebelumya izin kopas ya ukht...makasih saya sangat terbantu

Andri Maulida mengatakan...

Iya silahkan :)
Alhamdulillah kalau bisa membantu...

Unknown mengatakan...

ini mba ada bukunya ngga ?