Pendahuluan
Tablet merupakan bahan
obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan
tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet-tablet dapat berbeda-beda dalam
ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya dan dalam aspek
lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya (Ansel,
1989).
Kebanyakan tablet
digunakan pada pemberian obat-obat secara oral dan kebanyakan dari tablet ini
dibuat dengan penambahan zat warna, zat pemberi rasa dan lapisan-lapisan dalam berbagai
jenis. Tablet lain yang pengunaannya dengan cara sublingual, bukal atau melalui
vagina, tidak boleh mengandung bahan tambahan seperti pada tablet yang
digunakan secara oral (Ansel, 1989).
Tablet
dibuat terutama dengan cara kompresi atau kempa. Sejumlah tertentu dari tablet
dibuat dengan mencetak. Tablet yang dibuat secara kompresi menggunakan mesin
yang mampu menekan bahan berbentuk serbuk atau granul dengan menggunakan
berbagai bentuk punch atau ukuran dan
die (Ansel, 1989).
Berdasarkan
perbedaan cara pemakaian, metode pembutan, distribusi obat dalam tubuh dan
jenis bahan penyalut, maka terdapat beberapa jenis tablet salah satunya adalah
tablet salut kempa.
Pengertian
Tablet
kempa adalah tablet yang dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk
atau granul menggunakan cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung zat
aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran dan lubrikan, tetapi dapat
juga mengandung bahan pewarna dan lak (pewarna yang diabsorpsikan pada alumina
hidriksida yang tidak larut) yang diizinkan, bahan pengaroma dan bahan pemanis
(Syamsuni, 2006).
Tablet salut kempa adalah tablet
yang disalut secara kempa cetak dengan massa granulat yang terdiri dari laktosa, kalsium fosfat dan zat lain
yang cocok. Mula-mula dibuat tablet inti, kemudian dicetak kembali bersama
granulat kelompok lain sehingga terbentuk tablet berlapis ( multi layer tablet ) (Syamsuni, 2006).
Hasilnya menjadi tablet dengan
beberapa lapisan atau tablet di dalam tablet, lapisan dalamnya menjadi inti dan
lapisan luarnya disebut kulit. Pada umumnya tiap lapis diberi warna yang
berbeda sehingga berlapis-lapis dan berwarna-warni. Pada pembuatan tablet
berlapis yang mempunyai inti bagian dalam, mesin khusus diperlukan untuk
menempatkan inti dalam ini ditengah-tengah campuran bahan obat kedua yang
dimasukkan ke dalam cetakan yang sama pula (Ansel, 1989).
Dalam
tablet berlapis (multi layer tablet),
dua atau lebih lapisan granulat digabung
menjadi satu cetakan kecil. Obat yang tak tersatukan diracik terpisah dalam
granulat yang berbeda, yang langsung dapat dicetak menjadi satu cetakan kecil (Voigh,
1994).
Tujuan Tablet Salut Kempa
Formulasi
sediaan memiliki tujuan masing-masing, adapun tujuan dari pembuatan tablet salut
kempa, diantaranya yaitu:
1. Untuk
campuran obat mengandung unsur obat yang berbeda dan dipisahkan satu dengan lainnya
karena tidak tersatukan.
2. Untuk
menyediakan obat yang pengelepasannya dalam dua tingkatan.
3. Untuk
penampilan tablet berlapis yang unik (Voigh, 1994).
Keuntungan Penyalutan Tablet
Meskipun pembuatan tablet bersalut
membutuhkan waktu sangat panjang dan energi yang besar daripada sediaan obat
peroral lainnya sehingga biayannya pun mahal, akan tetapi sediaan obat ini
tetap dibuat dan penting artinya. Banyak alasan yang menyebabkan penyalutan
tablet menjadi sangat berarti dan dalam beberapa kasus, bahkan tidak dapat
dihindari. Beberapa keuntungannya dapat disebutkan berikut ini:
1. Menutupi
rasa atau bau yang tidak enak (tujuan semula dari penyalutan).
2. Melindungi
obat terhadap pengaruh luar (oksigen udara, kelembaban udara).
3. Menguatkan
daya tahan terhadap pengaruh beban mekanis.
4. Melindungi
obat terhadap inaktivasi atau perusakan oleh asam lambung (salutan tahan cairan
lambung).
5. Melindungi
pasien dari pengaruh obat, yang mengiritasi mulut atau selaput lendir lambung.
6. Memberi
kemudahan yang lebih baik pada saat ditelan karena permukaan yang datar dan
sisi yang tidak tajam.
7. Efek
kerja psikologis yang positif dari warna, kilap dan bentuk bagi pasien akan
obat berasalut (alasan astetis).
8. Memberi
kemungkinan yang lebih baik untuk dapat membedakan atau mengidentifikasi
preparat-preparat melalui warna penyalut yang berlainan jenis (mengurangi
bahaya tertukar).
9. Memungkinkan
pembuatan tablet bersalut dengan pelepasan obat yang dapat dikontrol (pelepasan
dihambat atau pelepasan bertahap pada preparat depo).
10. Menutupi
warna permukaan yang tidak seragam akibat proses pembuatan inti (tampak inti
berbintik-bintik oleh pengunaan granulat yang warnanya berbeda) (Voigh, 1994).
Kerja Tablet Salut Kempa dalam Tubuh
Tablet berlapis (multi layer tablet) dinilai sangat cocok
untuk memperoleh kerja diperlama. Sehingga tablet ini sering dipergunakan untuk
pengobatan secara repeat action.
Repeat
action merupakan istilah distribusi obat dalam tubuh yang bekerja secara
sistemik dalam jangka waktu yang panjang. Dimana granul-granul dari kelompok
yang paling lama pecahnya dicetak dahulu menjadi tablet inti (core tablet). Kemudian granul-granul
yang kurang lama pecahnya dimampatkan di sekeliling kelompok pertama sehingga
terbentuk tablet baru. Hal ini dapat dicapai melalui praparasi sebagian bahan
obat, misalnya dengan menggunakan graulat bersalut bahan lipoid (Syamsuni,
2006).
Pengelepasan obat dari bentuk
sediaannya dapat dengan sengaja diperlambat supaya obat dapat sampai pada usus
mengingat beberapa alasan. Diantaranya yaitu:
1.
Obat dirusak oleh
cairan lambung atau dapat juga menimbulkan rangsangan (iritasi) yang berlebihan
pada lambung atau obat yang menimbulkan rasa mual atau mungkin obat lebih baik
diabsorpsi dalam usus daripada dalam lambung. Tablet disalut sehingga tetap
utuh dalam lambung dan baru memberikan obatnya pada usus.
2.
Untuk obat yang terdiri
dari bahan yang tergantung pada pH dan hancur dalam usus dimana suasananya
kurang asam, atau mungkin juga salutan ini dikikis akibat lembab dan
berdasarkan waktu yang sama dengan waktu yang dibutuhkan tablet untuk sampai
diusus.
3.
Obatrusak akibat kerja
hidrolisis katalis suatu enzim dalam usus (Ansel, 1989).
Pembuatan Tablet Salut Kempa
Tablet
salut kempa lebih cepat pembuatannya dan lebih ekonomis dibanding dengan tablet
salut lainnya. Tetapi proses pembuatannya harus bebas lembab serta tidak
terjadi inkompatibilitas tablet karena lembab. Tablet inti yang sudah mengalami
proses pengempaan, lalu dikempa kembali dengan granul halus dan kering sekitar
tablet ini, sehingga tablet ini juga sering disebut tablet dalam tablet (Anief, 2000).
Dalam tablet berlapis
banyak (multi layer tablet),dua atau
lebih lapisan granulat digabung menjadi satu cetakan kecil. Obat yang tak
tersatukan, diracik terpisah dalam granulat yang berbeda, yang langsung dapat
dicetak menjadi satu cetakan kecil. Kadang-kadang dapat dilakukan pemisahan
melalui lapisan granulat netral (Voigh, 1994).
Untuk memperoleh
pemisahan lapisan secara tegas didalam sebuah tablet, ukuran dari butiran
granulat harus sama (0,15–1 mm) dan ukuran butiran sebaiknya lebih kecil dari
separuh tebal lapisan. Penambahan sedikit bahan pelincir dan penggunaan bahan
pengikat yang akan seragam untuk seluruh granulat merupakan syarat utama untuk
hal itu, sehingga pada saat mengalami beban mekanis (pengemasan, pengangkutan)
tidak mengalami pemisahan lapisan (Voigh, 1994).
Untuk membuat tablet
berlapis banyak, dibutuhkan mesin khusus, yang prosesnya menyerupai mesin cetak
berputar pada umumnya, dimana granulat yang dibutuhkan untuk masing-masing
lapisan dialirkan dari corong pengisi terpisah kedal ruang pencetakan untuk
memperoleh pemisahan lapisan yang tegas. Setiap lapisan mula-mula dilakukan
kompresi akhir untuk mengempa keseluruh tablet (Voigh, 1994).
Proses pembuatan tablet
salut kempa, dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu:
1.
Inti tablet dikempa
pada mesin standar lalu dipindahkan ke dalam alat salut kempa (compression
coater).
2. Tipe
yang kedua ini pada dasarnya merupakan dua mesin berputar terdiri dari corong
yang mendorong tunggal dan alat pemindah sehingga pengempaan inti dan
penyalutan merupakan siklus yang teratur. Tablet multilayer menggunakan prinsip
sama dengan pembuatan tablet salut kempa (Anief, 2000).
Adapun
tahapan pembuatan tablet salut kempa secara skematis adalah sebagai berikut:
Kapasitas
produksi maksimal setiap jam untuk membuat tablet berlapis dua atau tiga, tergantung
dari jenis mesinnya, dapat mencapai 35.000-90.000 tablet (Voigh, 1994).
Dalam hal ini
dosis obatnya besar, maka granul pertama dari bahan dapat mengandung bahan
obatnya sendiri. Kemudian beberapa dari butir-butir atau granul yang belum
disalut dimasukkan untuk disiapkan menjadi dosis yang segera melepaskan obatnya
begitu dipakai, maka kepada granul yang belum disalut ini, (2/3
– 3/4 granula) disalut dengan bahan berlemak
seperti lilin tawon atau bahan selulosa seperti etilselulosa, sebagai granul
bersalut tebal sebagian lagi tipis. Lalu butir-butir atau granul dengan
ketebalan penyalutan yang berbeda-beda dicampur dalam proporsi yang diinginkan
supaya tercapai hasil campuran yang tepat. Bahan penyalut ini dapat juga diberi
warna dengan zat pewarna, butir-butir yang ketebalan penyalutnya berbeda-beda
akan lebih tua warnanya dan dapat dibedakan dari yang bersalut tipis dan
warnanya ebih muda. Apabila granul ini dicampur secara baik maka dapat juga
dibuat menjadi tablet. Ketebalan penyalut yang berbeda-beda dan macam bahan
yang digunakan akan dicerminkan oleh kemampuan kecepatan cairan tubuh menembus
penyalut dan melarutkan obat yang terdapat dalam penyalutan. Sebenarnya semakin
tebal penyalutan semakin sukar ditembus dan semakin lambat oabat dapat dilepaskan.
Granula obat dengan ketebalan penyalut berbeda-beda pada waktu sekarang ini
dapat membentuk sediaan obat yang bersifat sustained-release (Ansel, 1989).
Metode ini mengurangi pemborosan
waktu dan pekerjaan yang membosankan. Penyalutan dengan tekanan merupakan
pekerjaan dalam keadaan bebas air, karena itu cukup aman bagi penyalutan
bahan-bahan obat yang peka terhadap lembab air. Hasil penyalutan dengan metode
ini lebih seragam dan tipis dibandingkan dengan salut gula yang dalam
melakukannya menggunakan bejana, sehingga tabletnya pun lebih ringan dan lebih
kecil, maka lebih mudah pula ditelan oleh pasien dan lebih murah biaya
pengemasan dan pengapalannya (Ansel, 1989).
Inti
Tablet Bersalut
Pada
hakekatnya sebagai inti dapat digunakan tablet dan butir granulat. Hanya inti
semacam itu yang cocok untuk penyalutan yang memiliki stabilitas fisika
mencukupi, untuk bertahan terhadap beban mekanis daam panci penyalut (beban
guliran dan beban gesekan) atau dalam bet berpusing (beban tumbukan). Dilain
pihak tetap menjamin kehancuran tablet yang baik. Oleh karena ukuran inti akan
meningkat akibat adanya lapisan penyalut, ukurannya harus dipertahankan dalam
batas tertentu, agar tidak mempersulit penggunaannya (masa dari inti <0,5
g). Akan tetapi yang lebih diutamakan adalah bahwa inti mampu bergulir dengan
baik didalam panci. Oleh kerena itu inti tidak boleh mempunyai bidang datar. Yang
sangat cocok sebagai inti tablet bersalut adalah bentuk-bentuk bundar telur
atau bundar bikonveks attau oval bikonveks dengan tinggi sisi yang rendah.
Jenis tablet yang berbentuk cembung atas dasar lengkungannya tidak memiliki
sisi-sisi tajam, sehingga mudah bergulir di dalam panci penyalut dan cenderung
hanya sedikit mengalami keausan, dinyatakan sebagai tablet bersalut cembung.
Pada penyalutan melalui cara bet berpusing, bentuk inti, kurang penting
artinya. Selanjutnya inti tidak boleh berdebu. Suatu per luasan inti (misalnya
pembengkakan) tidak boleh muncul, oleh karena dapat menyebabkan hancurnya inti
secara prematur. Inti-inti yang pecah harus dihilangkan sebelum penyalutan.
Selanjutnya juga diperhatikan, bahwa cetakan kecil tidak terlalu lunak. Kondisi
permukaan yang berpori dapat menyebabkan ilfiltrasi cairan penyalut ke dalam
inti yang tidak dikehendaki (Voigh, 1994).
Granula
Dalam
pembuatan tablet, zat berkahsiat, zat-zat lain, kecuali zat pelicin dibuat
granul (butiran kasar), karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan tablet
dengan baik, maka dibuat granul agar mudah mengalir (free flowing) mengisi
cetakan serta menjaga agar tidak retak (capping) (Anief, 2000).
Granula adalah
gumpalan-gumpalan dari partikel-partikel yang lebih kecil. Umumnya berbentuk
tidak merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar. Ukuran
biasanya berkisar antara ayakan 4-12, walaupun demikian granula dari
macam-macam ukuran lubang ayakan mungkin dapat dibuat tergantung pada tujuan
pemakaiannya (Ansel, 1989).
Umumnya
granula dibuat dengan cara melembabkan serbuk yang diinginkan atau campuran
serbuk yang digiling dan melewatkan adonan yang sudah lembab pada celah ayakan
dengan ukuran lubang ayakan yang sesuai dengan ukuran granula yang ingin
dihasilkan. Sehingga partikel yang lebih besar berbentuk dan mengering oleh
pengaruh udara atau di bawah panas (sesuai sifat obat yang memungkinkannya)
sambil bergerak di atas nampan pengering untuk menghindari perekatan granula
garanula dapat juga diolah tanpa memakai pelembapan, caranya dengan menyalurkan
adonan dari bahan serbuk yang ditekan melalui mesin pembuat granula (Voigh,
1994). Selain itu cara membuat granul ada 2 macam, yaitu:
1. Granulasi
Basah
Dilakukan
dengan mencampurkan zat berkahsiat, zat pengisi dan zat penghancur sampai
homogen, lalu dibasahi dengan larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan
pewarna. Setelah itu diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam almari
pengering pada suhu 40o-50o. Setelah kering diayak lagi
untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperluka dan ditambahkan bahan
pelicin dan dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet. Cara granulasi basah
menghasilkan tablet yang lebih baik dan dapat disimpan lebih lama dibanding
cara granulasi kering (Syamsuni, 2006).
2. Granulasi
kering atau disebut slugging atau pre compression
Dilakukan dengan
mencamour zat berkhasiat, zat pengisi, zat penghancur, serta jika perlu ditambahkan
zat pengikat dan zat pelicin hingga menjadi massa serbuk yang homogen, lalu
dikempa pada tekanan tinggi, sehingga menjadi tablet besar (slugging), yang tidak berbentuk baik,
kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel
yang diinginkan. Akhirnya dikempa cetak menjadi tablet yang dikehendaki dengan
mesin tablet. Keuntungan granulasi kering, yaitu tidak diperlukan panas dan
kelembapan dalam proses granulasi kering ini serta penggunaan alatnya lebih
sederhana, sedangkan kerugiannya adalah menghasilkan tablet yang kurang tahan
lama dibandingkan dengan cara granulasi basah (Syamsuni, 2006).
Granula
mengalir baik dibanding dengan serbuk, untuk tujuan perbandingan, perhatikan
sifat aliran gula waktu dituangkan antara yang berbentuk gumpalan serbuk.
Karena kekhususan ini pembuatan granula biasanya dilakukan diwaktu campuran
serbuk akan dikempa menjadi tablet. Aliran seperti ini memungkinkan bahan tadi
bergerak bebas dari hopper atau wadah
adonan ke dalam cetakan tablet (Voigh, 1994).
Bentuk
granula biasanya lebih stabil secara fisik dan kimia daripada serbuk saja.
Setelah dibuat dan dibiarkan beberapa waktu, granul tidak segera mengering atau
mengeras seperti balok bila dibandingkan dengan serbuknya. Hal ini karena luas
permukaan granul lebih kecil dibandingkan dengan serbuknya. Granul biasanya
lebih tahan terhadap pengaruh udara. Selama granul mudah dibasahi (wetted) oleh pelarut daripada beberapa
macam serbuk yang cenderung akan mengambang di atas permukaan pelarut, sehingga
granula lebih disukai untuk dijadikan larutan (Voigh, 1994).
Variasi
dalam perbandingan granul kecil dan granul besar dan variasi dalam besaran dari
perbedaan ukuran granul memengaruhi cara pengisian ruang celah antara
partikel-partikel. Jadi, walaupun volume sebenarnya dalam lubang kempa pada
dasarnya sama, perbandingan (proporsi) partikel besar dan kecil yang berbeda
dapat mengubah bobot isi dalam tiap lubang kempa. Selanjutnya, jika granul
besar digunakan untuk mengisi lubang
kempa yang kecil, granul yang diperlukan relatif hanya sedikit. Sedikit
perbedaan dari rata-rata ukuran granul dapat menimbuklan variasi persentase
bobot yang tinggi. Jika rata-rata ratusan granul diperlukan untuk mengisi
lubang kempa, sedikit variasi dari rata-rata ukuran granul akan menghasilkan
variasi bobot yang kecil, asalkan rentang ukuran partikel sempit (Siregar,
2010).
Persyaratan
yang ditempatkan pada sebuah granulat adalah sebagai berikut:
1.
Dalam bentuk dan warna
yang sedapat mungkin teratur
2. Sedapat
mungkin memiliki distribusi butir yang sempit da n mengandung
3. bagian
berbentuk serbuk lebih dari 10%
4. Memiliki
daya luncur yang baik
5. Menunjukkan
kekompakan mekanis yang memuaskan
6. Tidak
terlampau kering (sisa lembab 3 - 5 %)
7.
Hancur baik didalam air
(Voigt, 1994).
Macam-Macam
Kerusakan pada Pembuatan Tablet
1.
Binding
yaitu kerusakan tablet akibat massa yang akan dicetak melekat pada dinding
ruang cetakan.
2. Sticking/picking
yaitu pelekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah akibat permukaan punch
tidak licin, ada lemak pada pencetak, zat pelicin kurang atau massa basah.
3. Whiskering
terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan atau terjadi pelelehan
zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi. Akibatnya, pada penyimpanan
dalam botol, sisi-sisi yang berlebih akan lepas dan menghasilkan bubuk.
4.
Splitting/capping
Splitting
adalah peristiwa melepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada
bagian tengah. Sedangkan capping
yaitu membelahnya tablet di bagian atas. Penyebabnya adalah:
-
Daya pengikat dalam
massa tablet kurang.
-
Massa tablet terlalu
banyak fines, terlalu banyak mengandung udara sehingga setelah dicetak udara
akan keluar
-
Tenaga yang diberikan
pada pencetakan tablet terlalu esar sehingga udara yang berada di atas massa
yang akan dicetak sukar keluar dan ikut tercetak.
-
Formulannya tidak
sesuai.
-
Die
dan punch
tidak rata.
5. Mottling
terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan tablet.
6.
Crumbling
yaitu tablet menjadi retak dan rapuh. Penyebabnya adalah kurang tekanan pada
pencetakan tablet dan zat pengikatnya kurang (Syamsuni, 2006).
Masalah
yang Timbul dalam Penyalutan
1. Pengupilan
(picking) adalah pelepasan fragmen lapis tipis penyalut dari permukaan tablet
yang disalut.
Penyebabnya
adalah :
-
Pengeringan yang tidak
cukup baik
-
Penyemprotan yang
dilakukan berlebihan
Pencegahannya:
-
Dengan menurunkan
kecepatan penyemprotan
-
Meningkatkan suhu
pengeringan, menurunkan konsentrasi larutan penyalut
-
Penambahan gula lebih
dari 10% dari bobot polimer dalam larutan.
2. Keretakan: terlihat selama penyalutan atau
penyimpanan tablet yang sudah disalut.
Penyebabnya :
Tegangan di dalam lapisan penyalut lebih besar dari rentang dan adhesi dari larutan penyalut.
Tegangan di dalam lapisan penyalut lebih besar dari rentang dan adhesi dari larutan penyalut.
Pencegahannya:
-
Penambahan plasticizer
lebih dari 20% berat HPMC
-
Menggunakan HPMC
viskositas tinggi
-
Memperbaiki kerapuhan
tablet inti
3. Pembentukan jembatan: hal ini terjadi karena
pengaruh adhesi pada permukaan tablet yang bergaris atau ada huruf logo yang
terletak pada permukaan. Pencegahan dengan penambahan PEG 6000 dalam jumlah
20-30% dari berat HPMC.
4. Burik (molting): cacat dimana warna tidak
terkontribusi secara homogen pada permukaan tablet. Pencegahannya dengan
mendispersikan zat warna secara homogen dalam larutan penyalut.
5.
Pengelupasan (orange peel) merupakan
tahap lanjut dari tahap pengupilan.
Penyebab:
-
Formula larutan
penyalut yang tidak sesuai
-
Operasi penyalutan yang
tidak baik
-
Terjadi penetesan
larutan dari alat penyemprot
Pencegahan:
-
Menurunkan konsentrasi
polimer
-
Menurunkan kecepatan
penyemprotan
6. Variasi warna antar tablet hal ini terjadi
karena variasi antar tablet dari sejumlah tablet yang disalut.
Pencegahan:
-
Pengaturan formulasi
larutan penyalut
-
Digunakan penyalutan
dengan prinsip ”fluidized bed”(Aulton, 1988).
Sifat
dan Kualitas Tablet Kempa
Ciri-ciri
fisik tablet kempa cukup dikenal, ada tablet yang bundar, lonjong dan ada juga
segi tiga. Ada tablet yang tebal dan lainnya tipis. Ada tablet yang diameternya
tipis. Ada tablet yang diameternya lebih besar dari yang lainnya. ada yang
datar sedang lainnya bervariasi cekung, cembungnya. Ada yang diberi garis
menjadi 2 atau 4 bagian. Ada pula yang diukir dengan simbol pabrikny, atau/dan
kode produksinya yang diproduksi dalam berbagai warna, supaya nmudah dibedakan
(Ansel, 1989).
Bentuk
dan garis tengah ditentukan oleh punch
dan die yang digunakan untuk
menggempa tablet. Bila punch-nya
kurang cembung maka tablet yang dihasilkan datar, sebaliknya semakin cekung
punch ini semakin cembung tablet yang dihasilkan. Punch yang mempunyai simbol yang menonjol akan menghasilkan simbol
yang menonjol ke dalam pada tabletnya, punch
yang mempunyai ukuran yang menonjol ke dalam akan mengahasilkan tablet dengan
simbol atau monogram yang menonjol ke luar, monogram dapat ditempatkan pada
salah satu atau kedua sisi dari tablet tergantung pada dipakainya punch yang ada monogramnya berada di
bawah dan/atau diatas (Ansel, 1989).
Sebagai
tambahan dari sifat-sifat tablet di atas, yang diketahi oleh para ahli farmasi
tapi tidak dikenal oleh orang awam adalah tetang persyaratan fisik lainnya. Termasuk
dalam hal ini, berat tablet, tebal tablet, kekerasan tablet, daya hancur
tablet, keseragaman dari isi/kandungan dan uuntuk beberapa tablet kelarutan
dari tablet. Faktor-faktor ini harus diperiksa selama proses produksi satu
batch produksi berikutnya untuk menjamin keseragaman bukan hanya penampilannya
saja tetapi juga efek terapinya (Ansel, 1989).
Variasi
Bobot Tablet
Variasi
bobot tablet merupakan salah satu ukuran kendali yang penting dalam proses
(in-process) dan spesifikasi variasi bobot telah diberikan. Bobot tablet
ditentukan oleh jumlah granul dalam lubang kempa sebelum sediaan dikempa.
Karena itu setiap hal yang dapat mengubah proses pengisian lubang kempa dapat
meruah bobot tablet dan menimbulkan
variasi bobot (Siregar, 2010).
Penyebab
|
Solusi
|
Ukuran granul yang tidak sesuai
|
Ganti ukuran granul, biasanya
granul kecil untuk tablet yang lebih kecil
|
Bentuk granul
|
Buat granul sebulat mungkin
dengan meniadakan ruang udara yang tidak seimbang
|
Kandungan fines
|
Proporsi fines hendaknya dibuat
kurang dari 20% granul
|
Perbedaan volume
|
Pengisian volume dalam lubang
kempa hendaknya sedekat mungkin dengan hilangnya bobot jenis volume
|
Pengendalian aliran
|
Pilihan dan kuantitas lubrikan
dapat diganti untuk mengendalikan aliran granul. Biasanya lubrikan sebanyak
1-5% sudah cukup
|
Muatan elekrostatik
|
Hal ini dapat dihilangkan dengan
menyemprot granul dengan airuntuk meningkatkan konduktivitasnya agar
elektrisitas dialirkan ke sekeliling mesin dan bumi
|
Kelembapan
|
Jika granul terlalu basah,
keringkan kembali granul
|
Faktor mekanik
1.
Kecepatan pengempaan
yang berlebihan
2.
Getaran dalam corong
3.
Rendahnya kemampuan
mengerahkan gerakan granul
|
Kurangi kecepatan
Gunakan bantalan absorbsi corong
Ganti pengisi dan tutp yang usang
|
Persyaratan
Tablet yang Sudah Disalut
Tablet yang disalut
haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan, diantaranya:
1.
Permukaan tablet harus
benar-benar licin.
2. Lapisan
penyalut harus stabil dan tidak cacat.
3. Pewarnaan
yang homogen pada lapisan tipis yang berwarna dan tidak boleh terjadi migrasi
zat warna ke dalam inti tablet.
4. Lapisan
penyalut tidak boleh menunjukkan sifat mudah pecah dan retak.
5. Penyalutan
harus dapat melindungi tablet inti terhadap pengaruh udara kelembaban dan
cahaya.
6. Penyalut
harus mempunyai rasa yang menyenangkan dan dapat menutupi rasa dan bau yang
tidak enak dari tablet inti.
7. Pada
umumnya lapisan penyalut harus melarut dalam media cairan lambung dengan waktu
sesingkat mungkin.
8.
Penyalutan yang
digunakan tidak boleh merusak atau mengurangi aktivitas bahan obat (Martin, et.
al., 1993).
Pengujian
Pengujian
tablet bersalut meliputi baik inti tablet maupun tablet salutnya sendiri.
Metode pengujian tablet bersalut khususnya diuji kekompakan mekanisnya
(kekompakan patahan dan kekompakan keausan), mengingat beban yang dialami
selama proses penyalutan, harganya harus lebih tinggi daripada tablet biasa.
Dilain pihak, meskipun kekompakan intinya tinggi namun tetap memiliki daya
hancur yang baik, yang dapat dikontrol melalui pengujian daya hancur. Selain
itu, penentuan porositas memungkinkan diperolehnya informasi tentang kualitas
inti. Porositas yang rendah menjamin kekompakan cetakan kecil dan mencegah
infiltrasi cairan penyalut kedalam inti, namun demikian, peran porositas
terhadap daya hancur tidaklah nyata. Pada porositas yang sangat rendah bahan
penghancur menjaddi tidak efektif (Voigh, 1994).
Farmakope-farmakope
umumnya hanya menguji tablet bersaut. Farmakome mensyaratkan suatu pengujian
terhadap penampilan. Jadi tablet bersalut harus seragam dalam ukuran, bentuk
dan warna, permukaan yang utuh dan rata. Pengukuran garis tengah, tinggi dan
jari-jari lengkungan tablet bersalut meengkapi pengujian visual. Identitas
warna yang objektif, yang disyaratkan untuk memastikan homogenitas dengan
menggunakan kartu warna DIN. Karakteristik eksak dari tingkat kilap permukaan
dilakukan dengan menggunakan pengukuran secara fotometrik atau
spektrometrirefleksi (Voigh, 1994).
Disamping
syarat yang berkaitan dengan sedikitnya bakteri dan konstannya berat,
farmakope-farmakope juga menuntut pengujian daya hancur. Umumnya digunakan
cairan tubuh buatan sebagai media ujianya. Waktu hancur untuk tablet bersalut
adalah wajar jika lebih tinggi daripada tablet biasa. Untuk tablet bersalut
tahan cairan lambung buatan dan akhirnya dalam cairan ususbuatan. Pengujian
tablet bersalut setelah penyimpanannya dalam lemari beriklim pada lembab
relatif udara tertentu atau setelah disinari cahaya intensif memberikan petunjuk
tentang satbilitas penyimpanan, juga pada kondisi lainnya (Voigh, 1994).
Pengemasan
dan Penyimpanan Tablet
Tablet
sangat baik disimpan dalam wadah yang tertutup rapat di tempat dengan
kelembapan nisbi yang rendah, serta terlindungi dari temperatur tinggi. Tablet
khusus yang cenderung hencur bila kena lembab dapat disertai pengeringan dalam
kemasannya. Tablet yang dirusak oleh cahaya disimpan dalam wadah yang dapat
menahan masuknya tablet yang disimpan secara tepat dapat stabil dalam beberapa
tahun, dengan sedikit kekecualian (Ansel, 1989).
Dalam
kebanyakan hal penyalutan obat, ahli farmasi diharapkan menggunakan jenis wadah
yang sama yang telah dipersiapkan dalam produk-produk hasil pabrik,dan pasien
dinasehati supaya memelihara obat pada wadah yang diterimanya. Kondisi-kondisi
penyimpanan yang tepat sebagaimana diperlukan ole beberapa obat tertentu harus
dijaga oleh ahli farmasi dan pasien serta memperhatikan tanggal kadaluarsanya
(Ansel, 1989).
DAFTAR
PUSTAKA
Anief, Moh, 2000, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik, Gajah Mada University Press:
Yogyakarta.
Ansel. Howard C, 1989, Pengatar Bentuk Sediaan, UI-Press:
Jakarta.
Aulton, M, E, 1988, Pharmaceutics: The Science of Dosage Form
Design, Churchill Livingstone Inc: New York.
Martin, A., James, S., &
Arthur, C, 1993, Farmasi Fisik,
UI-Press: Jakarta.
Siregar. Charles J. P, 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet. EGC:
Jakarta.
Syamsuni. H. A, 2006, Ilmu Resep, EGC: Jakarta.
Voigh. Rudolf, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gajah
Mada University Press: Yogyakarta.
3 komentar:
sebelumya izin kopas ya ukht...makasih saya sangat terbantu
Iya silahkan :)
Alhamdulillah kalau bisa membantu...
ini mba ada bukunya ngga ?
Posting Komentar