BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Yang
melatar belakangi praktikum pembuatan biakan murni ini yaitu, populasi mikroba
yang ada dialam sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup kompleks. Beratus
spesies mikroba menguasai setiap tubuh kita, alam disekitar kita baik itu
tanah, air maupun udara juga dihuni oleh kumulan mikroorganisme. Penelitian
yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan tehnik
untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini atau biasa dikenal dengan
biakan campuran. Menjadi spesies yang berbeda-beda yang dikenal dengan istilah
biakan murni. Biakan murni ini berawal dari satu populasi sel saja yang
semuanya berasal dari satu sel induk. (Pleazar, 1988)
Mikroorganisme
dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah dan udara substrat yang berupa bahan
pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganisme dapat berupa bakteri, jamur dan
lain-lain. Populasi dari mikroba yang ada dilingkungan ini sangatlah beraneka
ragam sehingga dalam mengisolasi diperlukan tahap penanaman sehingga
berhasildiperoleh koloni yang tunggal pemindahan bakteri dari medium yang lama
kemedium yang baru atau yang dikenal dengan istilah inokulasi bakteri
memerlukan beberapa ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan
alat-alat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi
benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi yaitu
masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga biakan yang tumbuh didalam
medium adalah benar-benar biakan murni. (Dwidjoseputro, 2005)
Didalam
keadaan yang sebenarnya dapat dikatakan bahwa tidak ada bakteri yang hidup
secara tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya. Kerap kali bakteri
patogen kedapatan bersama-sama dengan bakteri saprob.
Untuk
ini praktikan perlu mengadakan pemeliharaan atau biakan sehingga sewaktu-waktu
perlu bakteri itu selalu tersedia piaraan dapat disimpan didalam almari es
untuk waktu yang lama. Yang melatarbelakangi praktikan melakukan praktikum
pembuatan biakan murni yaitu karena semua metode mikroboilogis yang digunakan
untuk menelaah ciri-ciri kultural, biologis, morfologis, fisiologis, maupun
serologis memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme
saja sehingga praktikan dapatmengetahui cara pembuatan biakan murni dengan
tahnik yang benar.
1.2 Tujuan praktikum
1. Untuk
mengetahui yang dimaksud dengan biakan murni
2. Melatih
dan mengetahui serta memahami tehnik-tehnik pembuatan biakan murni dari biakan
mikroba yang telah diisolasi dari lingkungan
3. Untuk
mengetahui cara pembuatan biakan murni dengan metode cawan gores.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tehnik biakan murni, populasi mikroba dialam sekitar
kita besar lagi kompleks.beratus-ratus spesies berbagai mikroba besar menghuni
bermacam-macam tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang luar biasa
besarnya. Dalam tehnik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh
suatu biakan murni tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran
dari luar. Medium untuk membiakan mikroba haruslah steril sebelum digunakan.
Pencemaran (kontaminasi) dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung
banyak mikroorganisme. Tahnik biakan murni untuk suatu spesies dikenal dengan
beberapa cara yaitu (Dwidjoseputro, 2005)
1. Cara
penggoresan
Cara ini lebih
menguntungkan bila ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan
keterampilan yang diperoleh dari latihan. Penggoresan yang sempurna akan
menghasilkan koloni yang terpisah tetapi kelemahandari cara ini adalah
bakter-bakteri anareob tidak dapat tumbuh. (Waluyo, 2008)
a. Goresan
T
·
Lempengan dibagi menjadi 3 bagian dengan
huruf T pada bagian luar dasar cawan petri
·
Inokulasi daerah satu sebanyak mungkin
dengan gerakan sinambung
·
Panaskan ose dan biarkan dingin kembali
·
Gores ualang daerah satu sebanyak 3-4
kali dan teruskan goresan didaerah kedua
·
Dipijarkan kembali ose dan biarkan
dingin kembali
·
Prosedur diatas diulangi untuk daerah
ketiga
b. Goresan
kuadran
Tehnik ini sama dengan
goresan T hanya lempengan agar dibagi menjadi 4 (Waluyo, 2008)
c. Goresan
radian
·
Goresan dimulai dari bagian pinggir
lempengan
·
Pijarkan sengkelit dan dinginkan kembali
·
Putar lempengan agar
dan
buat goresan terputus dimulai dari bagian pinggir lempengan
·
Putar lempengan agar
dan buat goresan terputus diatas goresan
sebelumnya. (Waluyo, 2008)
·
Pijatkan ose
d. Goresan
sinambang
·
Ambil satu mata ose suspensi dan
goreskan setengah prmukaan lempengan agar
·
Jangan pijarkan ose, putar lempengan
, gunakan sisi mata ose yang sama dan
gores pada sisa permukaan lempengan agar. (Waluyo, 2008)
2. Cara
penuangan
Metode
ini pertama kali dilakukan oleh Robert Koch (1843-1955). Cara lain untuk
memperoleh biakan koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme
adalahdengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan
didinginkan yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba
didalam eksprimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran
perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu diantara
cawan-cawan tersebut mengandung koloni-koloni terpisah baik diatas permukaan
maupun didalam agar. Metode ini memboroskan waktu namun tidak memerlukan
keterampilan yang terlalu tinggi. (Admin, 2008)
3. Cara
pengenceran
Cara
ini pertama kali dilakukan oleh Lister (1865). Lister berhasil memelihara murni
streptococcus lactis yang diisolasi dari susu yang sudah masam. Caranya adalah
dengan mengencerkan suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies
kemudian diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Pengenceran ini kemudian
diambil 1 ml untuk diencerkan lagi kalau perlu, dari enceran yang kedua ini
diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. Langkah selanjutnya adalah
pengenceran yang ketiga diatas diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu
medium padat, kemungkinan besar kita dapat memperoleh beberapa koloni tumbuh
dalam medium tersebut tetapi mungkinjuga kita memperoleh satu koloni saja.
(Waluyo, 2008)
4. Cara
penyebaran (agar sebar)
Pengenceran
sampel sama seperti pada cara penuangan dengan memipet sebanyak 0,1 ml cairan
dari botol pengencer dan biakan cairan mengalir keatas permukaan agar. Cairan
sample disebarkan dengan penyebar yang terbuat dari gelkan. Pada tehnik ini
steririlasi penyebar dilakukan dengan mencelupkan kedalam alkohol dan kemudian
dipanaskan sehingga terbakar habis. Penyebar didinginkan dahulu sebelum
dugunakan untuk menyebar cairan sampai pada prmukaan agar lempengan tersebut.
(Waluyo, 2008)
Terdapat berbagai cara
mengisolasi mikroba yaitu, (Admin, 2008)
1. Isolasi
pada cawan agar
Prinsip
pada metode isolasi cawan agar adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga
diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organis lainnya. Setiap
koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal
dari sel tunggal terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan
yaitu, metode gores kuadran dan metode agar cawan tuang.
2. Isolasi
pada medium cair
Metode
isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada
agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada medium cair. Metode
ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa sosial pengenceran.
Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu se mikroba semakin
besar. (Waluyo, 2008)
3. Isolasi
sel tunggal
Metode
isolasi tunggal dilakukan untuk mengisolasi mikroorganisme berukuran besar yang
tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan atau medium cair. Sel
mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar100x kemudian sel
tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun
menggunakan mikromanipulator yang dilakukan secra aseptis.
Usaha untuk mencegah
masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan dan untuk menanam suatu spesies
terdapat beberapa cara:
1) Penanaman
dengan penggoresan
Cara ini untuk
mengasingkan kuman agar didapatkan biakan murni
2) Penanaman
lapangan
Berguna untuk penentuan
jenis kuman dengan bakterrofage dan uji kepekaan erhadap antibiotik
3) Biakan
agar tabung
Biasanya dipergunakan
untuk menunjukan adanya pertumbuhan murni mikro untuk agultinasi gelas alas
4) Biakan
tusukan
Biasanya digunakan
untuk menunjukan adanya pencairan gelatin dan mempertahankan biakan baru
5) Biakan
agar tuang
Menunjukan jumlah
koloni mikroba hidup yang terdapat pada suspensi
6)
Biakan cairan
Kegunaan
untuk menunjukan biakan yang banyak dsn cepat. Kerugiannya adalah tidak dapat
membuat biakan murni dari bahan yang mengandung berbagai mikroorganisme.
(Waluyo, 2008)
BAB
III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan tempat praktikum
Praktikum
pembuatan biakan murni ini dilaksanakan pada hari senin, tanggal 11 april 2011
pukul 15.00-17.00 Wita diLaboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda.
3.2 Alat dan bahan
3.2.1
alat-alat yang digunakan antara lain:
§ jarum
ose
§ cawan
petri
§ lampu
bunsen
§ inkubator
§ laminar
air flow cabinet
§ pensil
§ tabung
reaksi
§ rak
tabung
§ vortex
§ hockry
stick
3.2.2 bahan-bahan
yang digunakan antara lain:
§ alkohol
70%
§ bakteri
yang telah diisolasi dari media Na
§ bakteri
yang telah diisolasi dari media PDA
§ media
LBA
§ media
PDA
§ kertas
label
3.3 cara kerja
3.3.1 pembuatan
biaka murni pada LBA (luria bertani agar)
1. disterilkan
tangan dengan alkohol 70%
2. disiapkak
dua buah cawan petri yang telah berisi LBA steril
3. diberi
label pada tiap cawan petri
4. dipijarkan
jarum ose sampai pijar dengan api bunsen kemudia diangin-anginkan sampai
dingin. Dilidah apikan pinggiran cawan petri dengan api bunsen
5.
disentuhkan ujung jarum ose kepada satu
koloni bakteri dicawan petri berisi Na dan koloni bakteri
6.
dilakukan streak pertama pada permukaan
media LBA dalam cawan petri tanpa ditekan
7.
disterilkan pinggiran cawan petri yang
sudah mengalami streak pertama
8.
dipijarkan jarum ose kembali kemudian
diangin-anginkan
9.
disterilkan pinggiran cawan petri berisi
medium Na dan koloni
10.
disentuhkan jarum ose ada koloni bakteri
(selain koloni yang telah disentuh dengan jarum ose sebelumnya) dilakukan
streak kedua pada medium LBA dimulai dari ujung akhir streak pertama
11.
disterilkan pinggiran cawan petri yang
sudah mengalami streak kedua
12.
dipijarkan jarum ose kembali kemudian
diangin-anginkan
13.
disterilkan pinggiran cawan petri berisi
medium Na dan koloni bakteri
14.
disentuhkan jarum ose pada koloni
bakteri (selain koloni yang telah disentuh dengan jarum ose sebelumnya)
dilakukan streak ketiga pada medium LBA dimulai dari ujung akhir streak kedua
15.
disterilkan pinggiran cawan petri yang
sudah mengalami streak ketiga
16.
ulangi pada cawan petri yang kedua
17.
dimasukkan kedalam inkubator untuk
diinkubasi selama 24-48 jam kemudian diamati hasil biakan murni kemudian catat
hasil
3.3.2
pembuatan biaka murni pada PDA dengan
metode totol
1. disterilkan
tangan dengan alkohol 70%
2. disiapkak
dua buah cawan petri yang telah berisi PDA steril
3. diberi
label pada tiap cawan petri
4. dipijarkan
jarum ose sampai pijar dengan api bunsen kemudia diangin-anginkan sampai
dingin. Dilidah apikan pinggiran cawan petri dengan api bunsen
5. disentuhkan
ujung jarum ose kepada satu koloni bakteri dicawan petri berisi PDA dan koloni
jamur
6.
dilakukan penotolan jarum ose yang
mengandung jamur pada tengah medium PDA yang steril
7.
dilidah apikan pinggiran cawan petri
yang berisi medium PDA atau jamur
8.
dilakukan hal yang sama pada medium PDA
yang kedua
9. dimasukkan kedalam inkubator untuk diinkubasi
selama 24-48 jam kemudian diamati hasil biakan murni kemudian catat hasil
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
hasil pengamatan
4.1.1
pembuatan biakan murni dengan metode cawan gores
No
|
Gambar
|
keterangan
|
1
|
|
Media LBA
Warna: kuning muda
1.
Bakteri yang tumbuh pada streak 1
2.
Bakteri yang tumbuh pada streak 2
3.
Bakteri yang tumbuh pada streak 3
|
2
|
|
Media LBA
Warna: kuning muda
1.
Bakteri yang tumbuh pada streak 1
2.
Bakteri yang tumbuh pada streak 2
3.
Bakteri yang tumbuh pada streak 3
|
4.1.2
pembuatan biakan murni dengan metode totol
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
|
Media PDA
Kosong jamur tidak tumbuh
|
2
|
|
Media PDA
Warna putih
Merupakan kontaminasi karena tidak
berada ditengah
|
4.2
pembahasan
Dialam
bebas tidak ada mikroba yang hidup tersendiri terlepas dari spesies yang lain.
Seringkali mikroba pathogen kedapatan secara bersama-sama dengan mikroba
saprobe (sapro bakteri)
Flora
mikroba dilingkungan mana saja pada umumnya terdapat dalam populasi campuran.
Boleh dikatakan amat jarang sekali mikroba dijumpai sebagai satu spesies
tunggal dialam. Untuk mencirikan dan menidentifikasikan suatu spesies
mikroorganisme tertentu. Pertama-tama spesies tersebut harus dapat dipisahkan
dari mikroorganisme lain yang umum dijumpai dalam habitatnya, lalu ditumbuhkan
menjadi biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang sel-selnya berasal dari
pembelahan satu sel tunggal. Biakan murni diperlukan karena semua metode mikroboilogi
yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme termasuk
penelaah cirri-ciri cultural, morfologis, fisiologis maupun serologis
memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.
Ada
beberapa metode untuk memperoleh biakan murni dan suatu biakan campuran dalam
tehnik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memeperoleh suatu biakan
murni tetapi juga bagaimana memlihara serta mencegah pencemaran (kontaminasi)
dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme.
Metode pembuatan biakn murni pada dasarnya mempunyai prinsip yang sama yaitu
mengencerkan mikroorganisme sedemikian sehingga individu spesies dapat
dipisahkan dari lainnya dengan anggapan bahwa setiap koloni yang terpisah tampak
pada cawan petri setelah diinkubasi berasal dari satu sel tunggal saja.
Pada hasil
pengamatan yang praktikan dapatkan yaitu pada media LBA yang digunakan untuk
menumbuhkan bakteri biakan mendapatkan hasil yang sesuai dengan perlakuan yaitu
pada media LBA pada cawan petri yang pertama karena bekteri tumbuh pada
streak/goresan yang dilakukan dan ketigasteraknya tumbuh semua dan tidak dari
bakteri yang mengkontaminasi warna dari media LBA ini, kuning muda terdapat titik-titik pada streak 3 itu
juga menunjukan biakan murni dan bukan bakteri kontaminasi karena letaknya
masih berada pada sterak yang dibuat. Pada media LBA pada cawan perti yang
kedua juga mendapatkan hasil yang sesuai dengan perlakuan pada ketiga streak
yang dilakukan semua bakteri tumbuh dan ada juga titik-titik pada streak ketiga
namun pada media LBA pada cawan petri kedua ini terdapat bakteri kontaminasi
karena letaknya tidak berada pada sterak. Kontaminasi ini terjadi karena
praktikan kurang aseptis adalam bekerja, sehingga mikroba khususnya dari udara
mengontaminasinya.
Pada media PDA yang digunakan untuk menumbuhkan jamur atau membuat
biakan murni untuk jamur praktikan mendapatkan hasil pengamatan yang kurang
baik. Karna jamur tidak tumbuh pada cawan petri yang pertama kemudian pada cawan
petri yang kedua jamur juga tidak tumbuh jamur. Pada cawan petri yang kedua ini
terdapat kontaminasi karna jamur yang ada tidak berada pada tengah cawan petri
yang oada perlakuan ditotol pada tengah cawan. Kontaminasi ini ada karena
praktikan kurang aseptis.
Factor kesalahan yang menyebabkan jamur tidak tumbuh mungkin pada saat
mengambil jamur menggunakan jarum ose terlalu panas, sehingga jamur menjadi
mati atau pada saat mengambil jamur pada media tidak terkena jamurnya, sehingga
biakan murni tidak tumbuh. Factor kesalahan lainnya yang umum dilakukan
praktikan adalah praktikan kurang berhati-hati dalam menggoreskan jamur atau
bakteri diatas permukaan media sehingga media tercongkel dan retak. Selain itu,
factor kesalahan lainnya adalah praktikan tidak yakin dan sedikit gugup saat
menggoreskan jamur dan bakteri diatas media sehingga penggoresan dan penotolan
tidak merata.
BABA V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum pembuatan
pembiakan murni ,dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Biakan
murni adalah biakan yang sel-selnya yang berasal dari pembelahan satu sel
tunggal
2.
Biakan
murni dapat diperoleh dari beberapa cara yaitu, metode cawan tuang (pour
plate), metode cawan sebar (spread plate) dan metode cawan gores (streak
plate).
3.
Dapat
diketahui tehnik pembuatan biakan murni yaitu metode cawan gores dan totol.
Dengan cawan gores, inokulum digoreskan pada permukaan medium agar nutrient
dalam cawan petri, dengan jarum ose. Diantara garis-garis gores akan terdapat
sel-sel yang cukup terpisah-pisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni-koloni
yang terpisah. Sedangkan dengan cara totol setets inokulator diletakkan
ditengah-tengah media agar nutrient dalam cawan petri dengan jarum ose.
5.2 saran
Pada
praktikum pembuatan biakan murni ini praktikan diharapkan lebih aseptis karna
apabila tidak aseptis media akan terkontaminasi, serta praktikan juga harus
berhati-hati dalan bekerja. Dan harus bisa memaksimalkan waktu seefisien
mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Admin.
2008. Sejarah Perkembangan Mikrobiologi.
Hhtp.//www.ubb.ac.td/menulengkap. php.
Sejarah perkembangan mikrobiologi diakses pada tanggal 14 april 2011
pukul 13.00
Chan
. E . C .S . Ir.pelczar J. Michael . 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Universitas Indonesia. Jakarta
Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan;
Jakarta
Hadioetomo.
Ratna Siri. 1985. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek Tehnik Dan Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia; Jakarta
Waluyo. Iud. 2008. Tehnik Metode Dasar
Mikrobiologi. Universitas Muhamadiyah Malang, Malang
0 komentar:
Posting Komentar