Laporan Praktikum Q

Jumat, 10 Februari 2012

PEMBUATAN BIAKAN MURNI


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Yang melatar belakangi praktikum pembuatan biakan murni ini yaitu, populasi mikroba yang ada dialam sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap tubuh kita, alam disekitar kita baik itu tanah, air maupun udara juga dihuni oleh kumulan mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan tehnik untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini atau biasa dikenal dengan biakan campuran. Menjadi spesies yang berbeda-beda yang dikenal dengan istilah biakan murni. Biakan murni ini berawal dari satu populasi sel saja yang semuanya berasal dari satu sel induk. (Pleazar, 1988)
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah dan udara substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganisme dapat berupa bakteri, jamur dan lain-lain. Populasi dari mikroba yang ada dilingkungan ini sangatlah beraneka ragam sehingga dalam mengisolasi diperlukan tahap penanaman sehingga berhasildiperoleh koloni yang tunggal pemindahan bakteri dari medium yang lama kemedium yang baru atau yang dikenal dengan istilah inokulasi bakteri memerlukan beberapa ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan alat-alat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga biakan yang tumbuh didalam medium adalah benar-benar biakan murni. (Dwidjoseputro, 2005)
Didalam keadaan yang sebenarnya dapat dikatakan bahwa tidak ada bakteri yang hidup secara tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya. Kerap kali bakteri patogen kedapatan bersama-sama dengan bakteri saprob.
Untuk ini praktikan perlu mengadakan pemeliharaan atau biakan sehingga sewaktu-waktu perlu bakteri itu selalu tersedia piaraan dapat disimpan didalam almari es untuk waktu yang lama. Yang melatarbelakangi praktikan melakukan praktikum pembuatan biakan murni yaitu karena semua metode mikroboilogis yang digunakan untuk menelaah ciri-ciri kultural, biologis, morfologis, fisiologis, maupun serologis memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja sehingga praktikan dapatmengetahui cara pembuatan biakan murni dengan tahnik yang benar.


1.2  Tujuan praktikum
1.      Untuk mengetahui yang dimaksud dengan biakan murni
2.      Melatih dan mengetahui serta memahami tehnik-tehnik pembuatan biakan murni dari biakan mikroba yang telah diisolasi dari lingkungan
3.      Untuk mengetahui cara pembuatan biakan murni dengan metode cawan gores.


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tehnik biakan murni, populasi mikroba dialam sekitar kita besar lagi kompleks.beratus-ratus spesies berbagai mikroba besar menghuni bermacam-macam tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang luar biasa besarnya. Dalam tehnik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan murni tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Medium untuk membiakan mikroba haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran (kontaminasi) dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Tahnik biakan murni untuk suatu spesies dikenal dengan beberapa cara yaitu (Dwidjoseputro, 2005)
1.      Cara penggoresan
Cara ini lebih menguntungkan bila ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan yang diperoleh dari latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah tetapi kelemahandari cara ini adalah bakter-bakteri anareob tidak dapat tumbuh. (Waluyo, 2008)
a.       Goresan T
·         Lempengan dibagi menjadi 3 bagian dengan huruf T pada bagian luar dasar cawan petri
·         Inokulasi daerah satu sebanyak mungkin dengan gerakan sinambung
·         Panaskan ose dan biarkan dingin kembali
·         Gores ualang daerah satu sebanyak 3-4 kali dan teruskan goresan didaerah kedua
·         Dipijarkan kembali ose dan biarkan dingin kembali
·         Prosedur diatas diulangi untuk daerah ketiga
b.      Goresan kuadran
Tehnik ini sama dengan goresan T hanya lempengan agar dibagi menjadi 4 (Waluyo, 2008)
c.       Goresan radian
·         Goresan dimulai dari bagian pinggir lempengan
·         Pijarkan sengkelit dan dinginkan kembali
·         Putar lempengan agar  dan buat goresan terputus dimulai dari bagian pinggir lempengan
·         Putar lempengan agar  dan buat goresan terputus diatas goresan sebelumnya. (Waluyo, 2008)
·         Pijatkan ose
d.      Goresan sinambang
·         Ambil satu mata ose suspensi dan goreskan setengah prmukaan lempengan agar
·         Jangan pijarkan ose, putar lempengan , gunakan sisi mata ose yang sama dan gores pada sisa permukaan lempengan agar. (Waluyo, 2008)
2.      Cara penuangan
Metode ini pertama kali dilakukan oleh Robert Koch (1843-1955). Cara lain untuk memperoleh biakan koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme adalahdengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba didalam eksprimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu diantara cawan-cawan tersebut mengandung koloni-koloni terpisah baik diatas permukaan maupun didalam agar. Metode ini memboroskan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi. (Admin, 2008)
3.      Cara pengenceran
Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister (1865). Lister berhasil memelihara murni streptococcus lactis yang diisolasi dari susu yang sudah masam. Caranya adalah dengan mengencerkan suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies kemudian diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Pengenceran ini kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lagi kalau perlu, dari enceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. Langkah selanjutnya adalah pengenceran yang ketiga diatas diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita dapat memperoleh beberapa koloni tumbuh dalam medium tersebut tetapi mungkinjuga kita memperoleh satu koloni saja. (Waluyo, 2008)
4.      Cara penyebaran (agar sebar)
Pengenceran sampel sama seperti pada cara penuangan dengan memipet sebanyak 0,1 ml cairan dari botol pengencer dan biakan cairan mengalir keatas permukaan agar. Cairan sample disebarkan dengan penyebar yang terbuat dari gelkan. Pada tehnik ini steririlasi penyebar dilakukan dengan mencelupkan kedalam alkohol dan kemudian dipanaskan sehingga terbakar habis. Penyebar didinginkan dahulu sebelum dugunakan untuk menyebar cairan sampai pada prmukaan agar lempengan tersebut. (Waluyo, 2008)
Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba yaitu, (Admin, 2008)
1.      Isolasi pada cawan agar
Prinsip pada metode isolasi cawan agar adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organis lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari sel tunggal terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan yaitu, metode gores kuadran dan metode agar cawan tuang.
2.      Isolasi pada medium cair
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada medium cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa sosial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu se mikroba semakin besar. (Waluyo, 2008)
3.      Isolasi sel tunggal
Metode isolasi tunggal dilakukan untuk mengisolasi mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan atau medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar100x kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun menggunakan mikromanipulator yang dilakukan secra aseptis.
Usaha untuk mencegah masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan dan untuk menanam suatu spesies terdapat beberapa cara:
1)      Penanaman dengan penggoresan
Cara ini untuk mengasingkan kuman agar didapatkan biakan murni
2)      Penanaman lapangan
Berguna untuk penentuan jenis kuman dengan bakterrofage dan uji kepekaan erhadap antibiotik
3)      Biakan agar tabung
Biasanya dipergunakan untuk menunjukan adanya pertumbuhan murni mikro untuk agultinasi gelas alas
4)      Biakan tusukan
Biasanya digunakan untuk menunjukan adanya pencairan gelatin dan mempertahankan biakan baru
5)      Biakan agar tuang
Menunjukan jumlah koloni mikroba hidup yang terdapat pada suspensi
6)      Biakan cairan
Kegunaan untuk menunjukan biakan yang banyak dsn cepat. Kerugiannya adalah tidak dapat membuat biakan murni dari bahan yang mengandung berbagai mikroorganisme. (Waluyo, 2008)



























BAB III
METODE KERJA
3.1  Waktu dan tempat praktikum
Praktikum pembuatan biakan murni ini dilaksanakan pada hari senin, tanggal 11 april 2011 pukul 15.00-17.00 Wita diLaboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda.
3.2  Alat dan bahan
3.2.1  alat-alat yang digunakan antara lain:
§  jarum ose
§  cawan petri
§  lampu bunsen
§  inkubator
§  laminar air flow cabinet
§  pensil
§  tabung reaksi
§  rak tabung
§  vortex
§  hockry stick
3.2.2  bahan-bahan yang digunakan antara lain:
§  alkohol 70%
§  bakteri yang telah diisolasi dari media Na
§  bakteri yang telah diisolasi dari media PDA
§  media LBA
§  media PDA
§  kertas label
3.3  cara kerja
3.3.1  pembuatan biaka murni pada LBA (luria bertani agar)
1.      disterilkan tangan dengan alkohol 70%
2.      disiapkak dua buah cawan petri yang telah berisi LBA steril
3.      diberi label pada tiap cawan petri
4.      dipijarkan jarum ose sampai pijar dengan api bunsen kemudia diangin-anginkan sampai dingin. Dilidah apikan pinggiran cawan petri dengan api bunsen
5.      disentuhkan ujung jarum ose kepada satu koloni bakteri dicawan petri berisi Na dan koloni bakteri
6.      dilakukan streak pertama pada permukaan media LBA dalam cawan petri tanpa ditekan
7.      disterilkan pinggiran cawan petri yang sudah mengalami streak pertama
8.      dipijarkan jarum ose kembali kemudian diangin-anginkan
9.      disterilkan pinggiran cawan petri berisi medium Na dan koloni
10.  disentuhkan jarum ose ada koloni bakteri (selain koloni yang telah disentuh dengan jarum ose sebelumnya) dilakukan streak kedua pada medium LBA dimulai dari ujung akhir streak pertama
11.  disterilkan pinggiran cawan petri yang sudah mengalami streak kedua
12.  dipijarkan jarum ose kembali kemudian diangin-anginkan
13.  disterilkan pinggiran cawan petri berisi medium Na dan koloni bakteri
14.  disentuhkan jarum ose pada koloni bakteri (selain koloni yang telah disentuh dengan jarum ose sebelumnya) dilakukan streak ketiga pada medium LBA dimulai dari ujung akhir streak kedua
15.  disterilkan pinggiran cawan petri yang sudah mengalami streak ketiga
16.  ulangi pada cawan petri yang kedua
17.  dimasukkan kedalam inkubator untuk diinkubasi selama 24-48 jam kemudian diamati hasil biakan murni kemudian catat hasil
3.3.2        pembuatan biaka murni pada PDA dengan metode totol
1.      disterilkan tangan dengan alkohol 70%
2.      disiapkak dua buah cawan petri yang telah berisi PDA steril
3.      diberi label pada tiap cawan petri
4.      dipijarkan jarum ose sampai pijar dengan api bunsen kemudia diangin-anginkan sampai dingin. Dilidah apikan pinggiran cawan petri dengan api bunsen
5.      disentuhkan ujung jarum ose kepada satu koloni bakteri dicawan petri berisi PDA dan koloni jamur
6.      dilakukan penotolan jarum ose yang mengandung jamur pada tengah medium PDA yang steril
7.      dilidah apikan pinggiran cawan petri yang berisi medium PDA atau jamur
8.      dilakukan hal yang sama pada medium PDA yang kedua
9.       dimasukkan kedalam inkubator untuk diinkubasi selama 24-48 jam kemudian diamati hasil biakan murni kemudian catat hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 hasil pengamatan
4.1.1 pembuatan biakan murni dengan metode cawan gores
No
Gambar
keterangan
1

Media LBA
Warna: kuning muda
1.      Bakteri yang tumbuh pada streak 1
2.      Bakteri yang tumbuh pada streak 2
3.      Bakteri yang tumbuh pada streak 3

2

Media LBA
Warna: kuning muda
1.      Bakteri yang tumbuh pada streak 1
2.      Bakteri yang tumbuh pada streak 2
3.      Bakteri yang tumbuh pada streak 3


4.1.2 pembuatan biakan murni dengan metode totol
No
Gambar
Keterangan
1

Media PDA
Kosong jamur tidak tumbuh

2

Media PDA
Warna putih
Merupakan kontaminasi karena tidak berada ditengah


4.2 pembahasan
Dialam bebas tidak ada mikroba yang hidup tersendiri terlepas dari spesies yang lain. Seringkali mikroba pathogen kedapatan secara bersama-sama dengan mikroba saprobe (sapro bakteri)
Flora mikroba dilingkungan mana saja pada umumnya terdapat dalam populasi campuran. Boleh dikatakan amat jarang sekali mikroba dijumpai sebagai satu spesies tunggal dialam. Untuk mencirikan dan menidentifikasikan suatu spesies mikroorganisme tertentu. Pertama-tama spesies tersebut harus dapat dipisahkan dari mikroorganisme lain yang umum dijumpai dalam habitatnya, lalu ditumbuhkan menjadi biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal. Biakan murni diperlukan karena semua metode mikroboilogi yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme termasuk penelaah cirri-ciri cultural, morfologis, fisiologis maupun serologis memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.
Ada beberapa metode untuk memperoleh biakan murni dan suatu biakan campuran dalam tehnik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memeperoleh suatu biakan murni tetapi juga bagaimana memlihara serta mencegah pencemaran (kontaminasi) dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Metode pembuatan biakn murni pada dasarnya mempunyai prinsip yang sama yaitu mengencerkan mikroorganisme sedemikian sehingga individu spesies dapat dipisahkan dari lainnya dengan anggapan bahwa setiap koloni yang terpisah tampak pada cawan petri setelah diinkubasi berasal dari satu sel tunggal saja.
Pada hasil pengamatan yang praktikan dapatkan yaitu pada media LBA yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri biakan mendapatkan hasil yang sesuai dengan perlakuan yaitu pada media LBA pada cawan petri yang pertama karena bekteri tumbuh pada streak/goresan yang dilakukan dan ketigasteraknya tumbuh semua dan tidak dari bakteri yang mengkontaminasi warna dari media LBA ini, kuning  muda terdapat titik-titik pada streak 3 itu juga menunjukan biakan murni dan bukan bakteri kontaminasi karena letaknya masih berada pada sterak yang dibuat. Pada media LBA pada cawan perti yang kedua juga mendapatkan hasil yang sesuai dengan perlakuan pada ketiga streak yang dilakukan semua bakteri tumbuh dan ada juga titik-titik pada streak ketiga namun pada media LBA pada cawan petri kedua ini terdapat bakteri kontaminasi karena letaknya tidak berada pada sterak. Kontaminasi ini terjadi karena praktikan kurang aseptis adalam bekerja, sehingga mikroba khususnya dari udara mengontaminasinya.
Pada media PDA yang digunakan untuk menumbuhkan jamur atau membuat biakan murni untuk jamur praktikan mendapatkan hasil pengamatan yang kurang baik. Karna jamur tidak tumbuh pada cawan petri yang pertama kemudian pada cawan petri yang kedua jamur juga tidak tumbuh jamur. Pada cawan petri yang kedua ini terdapat kontaminasi karna jamur yang ada tidak berada pada tengah cawan petri yang oada perlakuan ditotol pada tengah cawan. Kontaminasi ini ada karena praktikan kurang aseptis.
Factor kesalahan yang menyebabkan jamur tidak tumbuh mungkin pada saat mengambil jamur menggunakan jarum ose terlalu panas, sehingga jamur menjadi mati atau pada saat mengambil jamur pada media tidak terkena jamurnya, sehingga biakan murni tidak tumbuh. Factor kesalahan lainnya yang umum dilakukan praktikan adalah praktikan kurang berhati-hati dalam menggoreskan jamur atau bakteri diatas permukaan media sehingga media tercongkel dan retak. Selain itu, factor kesalahan lainnya adalah praktikan tidak yakin dan sedikit gugup saat menggoreskan jamur dan bakteri diatas media sehingga penggoresan dan penotolan tidak merata.













BABA V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum pembuatan pembiakan murni ,dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Biakan murni adalah biakan yang sel-selnya yang berasal dari pembelahan satu sel tunggal
2.      Biakan murni dapat diperoleh dari beberapa cara yaitu, metode cawan tuang (pour plate), metode cawan sebar (spread plate) dan metode cawan gores (streak plate).
3.      Dapat diketahui tehnik pembuatan biakan murni yaitu metode cawan gores dan totol. Dengan cawan gores, inokulum digoreskan pada permukaan medium agar nutrient dalam cawan petri, dengan jarum ose. Diantara garis-garis gores akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah-pisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni-koloni yang terpisah. Sedangkan dengan cara totol setets inokulator diletakkan ditengah-tengah media agar nutrient dalam cawan petri dengan jarum ose.
5.2 saran
Pada praktikum pembuatan biakan murni ini praktikan diharapkan lebih aseptis karna apabila tidak aseptis media akan terkontaminasi, serta praktikan juga harus berhati-hati dalan bekerja. Dan harus bisa memaksimalkan waktu seefisien mungkin.











DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2008. Sejarah Perkembangan Mikrobiologi. Hhtp.//www.ubb.ac.td/menulengkap. php.  Sejarah perkembangan mikrobiologi diakses pada tanggal 14 april 2011 pukul 13.00
Chan . E . C .S . Ir.pelczar J. Michael . 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia. Jakarta
Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan; Jakarta
Hadioetomo. Ratna Siri. 1985. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek Tehnik Dan Prosedur  Dasar Laboratorium. PT Gramedia; Jakarta
Waluyo. Iud. 2008. Tehnik Metode Dasar Mikrobiologi. Universitas Muhamadiyah Malang, Malang

0 komentar: