Laporan Praktikum Q

Senin, 23 Juli 2012

Ditengah-tengah Apoteker

Semua bermula waktu aku liat pamplet di mading, isinya tentang seminar ilmiah yang diadakan IAI cabang Samarinda. Liat materi yang akan disampaikan aku tertarik, secara jarang-jarang ada seminar yang farmasi banget. Langsung aja aku ngajak teman untuk ikut seminar itu, tapi berhubung acaranya tanggal 14 Juli 2012 teman-teman udah banyak yang pulang kampung. Jadi pada nggak bisa ikut, tapi Alhamdulillah setelah dekat-dekat waktu seminar Elsa mau ikut. Asik, makasih yaaaa be. J

Beberapa hari sebelumnya juga aku sempat ajak sepupuku Ayu Nursidah buat ikutan seminar, khan dia anak farmasi juga jadi lumayanlah seminar begini nambah ilmu pengetahuan kita.

Sebenarnya sepupuku juga ngajak ikut seminarnya dokter Boyke yang diadakan anak STIKES tapi ternyata seminarnya sudah lewat ^_^. Padahal sepupuku maksa banget pengen ikut. Yasudahlah yaa, bukan rejeki namanya.

14 Juli 2012
Pagi ini mungkin agak berbeda dari hari-hari sebelumnya, kalau biasanya setelah jam 6 sampai jam 10 bakalan sibuk didapur dan beres-beres rumah. Kali ini aku cuma sempat beres-beres rumah aja. Secara jam setengah 8 aku udah janji mau ketemuan sama Elsa dibelakang Islamic Center buat ikut seminar ilmiah yang diadakan IAI di RS Abdul Wahab Sjahranie.

Sampai di RS aku kaget, walaupun mataku rada-rada rabun gitu yah. Tapi aku tau, kalau yang berdiri didepan poliklinik pake celana hitam + almamater biru muda itu teman satu angkatanku. Herannya, ngapain mereka disitu pake almamater pula. Untuk membunuh rasa penasaranku langsung aja aku tanya mereka.
“Kok kalian ada disini?”
“Iya disuruh pak Eka.”
Olala. Aku langsung konek aja kehadiran mereka sama seminar. Ternyata mereka disuruh sama pak Eka yang nggak lain dan nggak bukan dosen kami yang juga sebagai ketua panitia dari seminar ilmiah ini. Okelah kalau begitu. J

Masuk polikliniknya AWS, widiiiiih rame banget padahal baru jam 8-an. Yaelah emang mall yang ramenya jam 11-an.

Berhubung acaranya diadakan di ruang Rembulan poliklinik RS AWS yang sebelumnya kampusku juga pernah ngadakan seminar diruangan itu, jadi aku sama Elsa lempeng ajah. Begitu sampai dilantai 3, kami di kejutkan lagi, ternyata ada lagi teman-temanku disini sebagai bagian dari panitia. Mereka ngurus registrasi peserta.

Sebelum masuk ruangan aku sama Elsa registrasi dulu. Untuk mahasiswa biayanya Rp. 50.000,- lumayanlah yah buat kami mahasiswa yang masih minta uang sama orang tua. Tapi sebanding kok sama fasilitas dan tempat acarnya yang nyaman. Nah waktu registrasi ni aku perhatikan hampir semua yang ikut itu apoteker. Hummm, bener dugaanku. Agak canggung sih, tapi pikirku aku pengen cari ilmunya udahlah nggak usah malu J

Aku sama Elsa milih tempat duduk agak didepan biar fokus perhatikannya. Kami perhatikan yang datang, rata-rata wajahnya sudah menunjukkan bukan usia dewasa muda lagi alias udah pada tua, hehehe. Yaealah ya, khan di awal aku sudah bilang rata-rata yang ikut ini apoteker. Tapi ada juga loch, yang mukanya lebih muda dari kami. Mereka duduk di meja pojok kanan agak depan dari kami. Dugaanku sih, antara anak farmasi unmul atau kalau nggak anak SMF.

Lagi asik perhatikan orang sekeliling, ada dua orang mbak-mbak yang duduk di meja kami. Namanya mbak Lili sama mbak Riska, mereka apoteker dari Balikpapan. Yang bikin jadi asik mereka tu ramah, jadi kami ngobrol-ngobrol gitu. Mbak-mbaknya sempat berbagi pegalaman mereka. Keduanya lulusan apoteker di pulau jawa. Sempat dikasih banyangan sih kuliah farmasi di sana gimana. Hum, jadi pengen.

Nah, pas acara sudah mau mulai ni. Ternyata eh ternyata ada dosen-dosenku. Dibelakang ada di depan pun ada. Macam apa aja yaa depan balakang. Jadi kalau pandangan lagi berpapasan yaaa senyum aja ^_^. Sebagian pada kaget dan bilang “loh, kok ada kamu.” Hahahahaha. Pikirnya ni acara jarang diminati mahasiswa kali yah. Jadi mungkin kaget aja kok bisa kami ada disini. Hehe.

Eh, tapi nggak cuma aku sama Elsa aja mahasiwa Akfarsam yang ikut. Agak dibelakang juga ada kak Titin sama 2 orang temannya. Kak Titin juga sempat nyapa ke meja kami.

Oke aku mau cerita bagian sebelum acara. Cukup menarik ni, sebelum sambutan dari berbagai bagian panitia. Ada pengarahan mengenai gedung, jadi dari tim pengelola gedung kami dikasih pengarahan tentang gedung yang sedang digunakan, mulai dari tata tertib seperti dilarang merokok sampai pintu-pintu darurat. Hal seperti ini jarang aku temui. Atau aku yang jarang ikut acara beginian kali yah, hahaha. Nah, mustinya memang begini khan yah, jadi walaupun nggak begitu mengenal gedung setidaknya tau-lah pintu-pintu darurat jadi kalau terjadi apa-apa nggak panik dan kebingungan lagi. Langsung aja keluar. Begituuuh. Haduh jadi ingat kuliah K3 nii. J

Setelah acara sambutan, ada coffebreak dulu beberapa menit. Nah coffebreak-nya dilantai 2. Pas turun aku sama Elsa senyam senyum ajah, secara hampir semua dosen kami ada di sini tiap berpapasan senyum, ada lagi yang lewat senyum lagi, lewat lagi senyuuuum lagiiiiiii. Jadilah hari ini penuh dengan tebaran senyum, wkwkwkwkwk^_^

Setelah coffebreak barulah sepupuku datang. Trus kami naik lagi ke lantai 3. Waktu penyampaian materi aku ngebatin “haduh dok kok slidenya bahasa inggris semua.” Hikz, salah ku memang kenapa dulu selalu ogah-ogahan belajar bahasa inggris jadi sekarang kesusahan sendiri kalau ada materi pake bahasa inggris @.@’

Biar gitu, aku tetap bisa fokus kok perhatikan penjelasan dokernya. Oyah, sampe lupa. Materi seminar ilmiah kali ini ada 3 materi yaitu:
1.     Perbaikan retensi insulin dengan fitofarmaka
2.    Penatalaksanaan obat hipertensi focus pada obat condesartan
3.    Penatalaksanaan nyeri akut dan nyeri sedang-berat
Semua meteri itu disampaikan sama dokter. Nah, materi kedua dan ketiga disampaikan setelah ishoma. Oyah, ngomong-ngomong tentang ishoma ni yah. Berhubung Elsa sama sepupuku lagi nggak sholat jadi aku sholat bareng mbak Lili. Sebelumnya mbak Lili tanya sama panitia musholanya dimana. Waktu di antar sama panitianya mbak Lili ngajak aku, udalah ya aku macam ekor aja dibelakangnya, teng ngeteng ngeteng hehe.

Selesai sholat, aku sama mbak Lili turun ke lantai 2 untuk makan siang. Wiiiih, suasananya rame banget. Kursi-kursinya udah pada penuh. Aku bingung mau duduk dimana, aku ngajak sepupuku makan akan didalam waktu mau duduk, eh ternyata ada bule. Pikirku, wah ada juga yah bule ikut acara begini. Pantes aja tadi materinya bahasa inggris.

Nah, selesai makan. Naik lagi ke lantai 3. Penyampaian materi kedua dan ketiga, diakhir acara ada pembagian doorprice. Isinya disebut pula, mulai dari muug, timbangan berat badan, kipas angin sampai kompor gas ada. Hahaha. Serius dah di bagian ini, panitianya heboh banget ^_^. Tapi asik n seru loch J



Kota tepian, 14 Juli 2012

Serupa Kisah Keledai


Belakangan aku sering merasakan serba salah. Apapun yang aku lakukan selalu salah dan nggak pernah benar dimata orang lain. Galau banget khan yah, udah lakukan ini itu masih aja salah.

Nah, waktu lagi shearcing aku nggak sengaja ketemu kisahnya keledai. Pada tau nggak kisahnya?! Aku ingat sebelumnya waktu jaman SMP pernah baca cerita tentang keledai dengan seorang anak dan ayah. Gini ceritanya.

Seeorang ayah dan anak akan pergi bersama keledainya. Sang ayah menunggangi keledainya dan menyuruh sang anak berjalan di belakangnya. Ketika melewati sekelompok wanita, orang-orang itu berkomentar.

“Bagaimana sih bapak itu, apa tidak kasihan, kok malah dia yang naik dan anaknya yang masih kecil itu disuruh berjalan?”.

Karena malu diolok-olok, maka maka ia pun turun dari keledainya dan menyuruh sang anak yang naik. Tapi tak berapa lama berjalan, lewat pula segerombolan orang tua yang duduk-duduk. Mereka berkomentar lagi:

“Wah, Bapak tua, apa kamu tidak bisa mendidik anakmu untuk menghargai orang tua? Engkau berjalan kaki sedangkan anakmu malah enak-enak naik keledai?” Mendengar komentar itu, sang ayah pun bilang pada anaknya

“Kamu sudah mendengar kan omongan mereka barusan? Kalau begitu, mari kita naik bareng-bareng.”

Lalu mereka berdua menaikinya bersama-sama dan berjalan, tetapi di tengah perjalanan, kebetulan bertemulah mereka dengan sekelompok orang lain, kelompok pecinta binatang. Melihat pemandangan itu, mereka meneriaki sang ayah dan anak,

“Alangkah kasihannya keledai yang kurus-kering ini. Apakah kalian tidak ada rasa kasihan sedikitpun pada keledai itu? Ia kan juga mahluk Tuhan yang perlu dikasihani.” 

Mendengar komentar itu, akhirnya ayah dan anak itu turun dari keledai, dan memutuskan untuk berjalan bersama-sama dan membiarkan keledainya berjalan di depan mereka. Sewaktu berjalan, mereka bertemu lagi dengan sekelompok pemuda. Mereka mentertawakan ayah dan anak tersebut,

”Alangkah bodohnya kalian…. kalian memiliki keledai, tapi kalian berpayah-payah berjalan kaki dan membiarkan keledai itu bersantai-santai. Untuk apa kalian membawa keledai?”

Serba salah khan. Udah lakukan ini itu tetap aja salah. Nah, cerita diatas serupa dengan kehidupan aku belakangan ini. Kadang ada yang berkomentar seperti ini dan itu, maka aku akan memikirkannya sampai-sampai aku seperti hidup dalam bayang-bayang pendapat orang dan selalu serba salah!!

Kira-kira hikmah apa yang bisa dipetik?!
Menurutku, kadang memang ada kalanya untuk ‘tidak memikirkan komentar orang lain’. Maksudnya bukan tutup mata tutup telinga, trus keras kepala nggak mau dengar pendapat orang lain. Nggak begitu, yang aku maksud yah di pilah-pilah pendapat orang tersebut, mana kira-kira pendapat yang memang bisa membuat menjadi lebih baik. Orang kerap menilai atas apa yang mereka lihat, tapi yang sebenarnya tau tentang hati mu adalah dirimu sendiri. Jadi yakin aja selama yang dijalani adalah suatu kebenaran maka nggak perlu mempermasalahkan pendapat orang lain. Cukup Allah saja yang menilai, cukup Allah saja yang tau.




Kota tepian, 16 Juli 2012

Rabu, 18 Juli 2012

Nilai Anjlok

Biar kata nilai anjlok, hidup ini tetap indah.. J

Kalimat diatas sering menjadi penghibur ketika aku melihat hasil ujian di papan pengumuman menujukkan angka yang menurut prediksiku akan membuat IP semester turun. Yah, walaupun KHS semester ini belum keluar tapi kalau aku hitung dari nilai-nilai yang sudah keluar, IP aku semester ini nggak lebih dari 3,5.

Bukan suatu masalah sih, aku nggak membuat target IP harus sekian dan sekian. Terlebih berharap menjadi yang terbaik. Yang penting bisa diatas 3,00 nah udah cukup kok, hehe. *ini mah bikin target nilai juga yah. Hehe, yah tapi target segitu ya nggak tinggi-tinggi banget khan yah. Target segitu juga supaya bisa ngurus beasiswa.

Selama ini aku cuma menekankan aku harus lebih baik dari sebelumnya. Kalau nilai pada turun artinya aku belum bisa lebih baik dari sebelumnya. Jadi aku belum mengalami kemajuan khan. Ini yang kadang bikin sedih. Hummmm. Tapi nilai bukan segalanya kok. Kadang aku justru sedih atau malu kalau dapat nilai tinggi.

Sedih, karna kadang ada aja yang merasa tersaingi dengan terpampangnya nilai itu. Kalau sudah gini, siap-siap aja mendapat perlakuan yang nggak enak. Ini yang sering bikin aku bungkam tanpa kata. Kadang di lain situasi aku justru jadi malu dapat nilai tinggi. Malu, karna nilai itu hanya sekedar nilai. Yah, walaupun nilai itu aku peroleh atas usahaku sendiri tapi tetap aja aku merasa nilai itu hanya sekedar sebuah nilai. Kadang aku menggerutu sendiri, percuma ujian kamu dapat bagus tapi kalau ditanya orang nggak bisa jawab, ngerti kok cuma waktu ujian.

Aku juga nggak ngerti, kenapa yah? Kalau ujian aku bisa kerjakan soal-soal ujian. Tapi coba kalau udah lama nggak ujian, ada yang tanya tentang materi yang pernah masuk di ujian. Aneh bin aneeeh, aku  nggak bisa jawab. Hikz hikz. Malah kadang aku tanya sama teman yang nilainya dibawah aku dia bisa jawab. Jujur dalam hati aku acungkan jempol untuk dia dan mengerutuki diriku sendiri aku malu, aku merasa nilai ku hanya sekedar nilai T.T

Kadang bingung juga, kok aku bisa dapat segitu, tapi kok kalau di tanya aku nggak bisa jawab yah.

Aku juga bingung, aku pengen banget lanjut ke farmasi klinik. Aku udah usaha supaya bisa menguasai farmakologi, Alhamdulillah nilai-nilai farmakologi juga yaaah lumayanlah. Tapi aku selalu merasa kok aku taunya cuma waktu ujian aja. Pernah, waktu liburan semester 3 kemaren tiba-tiba ada yang tanya sama aku mekanisme kerjanya diuretic tiazid. Secara materi tentang diuretic baru aja aku dapat di semester 3, tapi nyatanya waktu ditanya aku belum bisa jawab kalau belum buka catatan T.T

Haduhhh, payah yaa…
Huft…

Hmmm, ya sudahlah. Stop dulu galaunya.
Diriku yang bijak tiba-tiba muncul dan membisikkan sesuatu. Hehehe gaje banget dah ni tulisan.

“Pada intinya walaupun secara kuantitatif nilai bisa menggambarkan pemahaman seseorang. Tapi nilai bukan segalanya.”
“Tetap harus giat belajar”
“Belajarnya kudu diulang-ulang.”
“Belajarnya nggak cuma waktu mau ujian.”
“Dan kudu banyak membaca biar paham bener.”
Ingetttt yah Andriii, belajarrrrrr!!!!!

Haduh, ceritanya mulai nggak nyambung sama judul yah, hee..
Okeh balik kejudul.

Walaupun nilai anjlok, hidup ini tetap indah.

Aku bilang begitu, karna namanya hidup. Kadang dibawah, kadang diatas. Kadang bahagia, kadang senang. Nah, jadi aku membayangkan hidupku seperti sebuah pementasan. Kadang ada kalanya aku sedih, maka aku berpikir kesedihan ini juga merupakan sesuatu yang indah. Karna seperti halnya sebuah pementasan dengan adanya konflik justru membuatnya menjadi menarik khan. Nah begitu juga kehidupan dengan menelan manis pahitnya hidup, akan terasa lebih berwarna.

Kadang juga kalau mengenang masa-masa pahitnya kuliah, malah aku jadi senyum-senyum sendiri. Kadang karna pengalaman pahit itu perjuangan selama kuliah menjadi berwarna dan menjadi sesuatu yang indah untuk dikenang.

So, apapun yang terjadi tetap hidup ini indah kawan. J
Karna aku percaya Allah jauh lebih tau apa yang aku butuhkan. Allah akan selalu memberikan apa yang aku butuhkan dan aku yakin itu adalah yang terbaik untukku. Meskipun awalnya terasa pahit, tapi aku percaya suatu saat nanti akan terasa begitu indah karna Allah yang memberikannya.



Kota Tepian, 10 Juli 2012