Laporan Praktikum Q

Sabtu, 14 Januari 2012

13 Januari 2012

Sepanjang perjalanan pulang, Bita terus saja memikirkan tentang sebuah impian. Baginya setiap jiwa berhak memiliki impian! Setinggi apapun impian itu sungguh itu adalah haknya. Apa masalahnya jika seseorang miliki impian dan mengusahan impiannya? Bukankah kita selalu mengusahakan setiap apa yang kita inginkan? Jika bisa mendapatkan sesuatu yang lebih why not?
Namun harus di sadari, ini dunia! Bukan surga! Banyak hal menyenangkan tapi banyak pula hal menyakitkan. Terkadang impian itu menjadi nyata, namun bersama keberhasilan yang kita peroleh peluang kegagalan juga ada.
Tapi banyak yang tak mampu menerima kenyataan ini. Selalu saja mengharap dunia dapat menjadi seperti yang di inginkan. Menuntut segala sesuatu agar menjadi sempurna. Di dunia, tidak seperti itu. Tidak selamanya bahagia akan bersama, dengannya akan ada duka mengikuti. Ada dua sisi yang harus kita terima, pahit dan manis beriringan hadir bersimponi dalam hari-hari kita, hingga menghasilkan sebuah irama kehidupan.
Mengertilah. Seperti halnya bumi yang terus berputar, maka roda kehidupan pun begitu. Ketika Tuhan menempatkan kita di atas, maka janganlah terlalu angkuh menatap ke atas, lihatlah ke bawah dan tetaplah bermurah hati, karna Tuhan tidak menciptakan kita tanpa kekurangan. Dan ketika berada dibawah jangan bermuram durja tetaplah berlapang dada. Bersama kekurangan yang kita miliki ada pula kelebihan yang tersembunyi, begitu pula sebaliknya. Dan kita harus dapat menerima ketika kekurangan kita tertutupi oleh kelebihan orang lain, bukankah seharusnya memang begitu. Kita ada, untuk saling melengkapi.
***
Seperti hari-hari sebelumnya, Bita selalu memandang langit dari balik jendela kamarnya. Bita selalu berharap dapat memiliki hati seperti langit. Lapang dan kokoh. meskipun bergemuruh tapi tak melukai orang lain.
Bita sangat menyukai langit, baginya ciptaan Allah ini merupakan salah satu sahabatnya. Ia percaya, setiap ciptaan Allah pasti memiliki arti. Tak ada satu pun dari mahluk yang Allah ciptakan secara sia-sia. Semua saling berkaitan dan jika ingin memahami, banyak hal yang dapat kita pelajari dari setiap mahluk.
Jika ingin dekat dengan Tuhan, maka banyak-banyaklah membaca alam.
Satu kalimat biasa, tapi akan berdampak luar biasa jika ingin melakukannya. Membaca alam, melihat dengan mata hati. Akan menyadarkanmu betapa Maha besarnya Allah.
Ah, menetes lagi. Entah sudah berapa banyak tetesan air mata mengalir hingga membasahi pipinya. Ada sesak yang menggerogoti hati Bita. Perih yang ia sendiri tak mengerti mengapa menjadi sangat perih. Ia yang terlalu peka atau apa. Sungguh ia sendiri tak mengerti. Ketimpangan yang ia rasa terasa sangat menyesakkan. Ia melihat banyak hati yang tak ingin di sakiti, tapi mengapa hati itu menyakiti hati yang lain! Ia kerap mendengar keluh hati yang tersakiti tapi mengapa hati itu justru melakukan hal yang sama?
Dalam diam ia mencoba selami makna, menafsirkan pola tingkah yang mungkin juga ia lakukan. Berbenah, membuka satu persatu lembar masa lalu. Hanya hati yang dapat mengartikan, memahami, dan mencoba mengerti. Bahwa setiap hati sama dengan hatinya yang tak ingin di sakiti!
Dibawah langit kelabu, 13 Januari 2012